13 September 2008

Harus Bangun Pagi Pagi

"Bangunlah hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar!"(Mazmur 57:9)

Pernah seorang saudari mengucapkan perkataan yang baik sekali: "Berapa besar kasih seseorang kepada Tuhan, pertama da¬pat dilihat dari pilihannya atas tempat tidur atau Tuhan. Anda lebih mengasihi tempat tidur, ataukah lebih mengasihi Tuhan? Orang yang lebih mengasihi tempat tidur akan tidur lebih lama lagi, jika lebih mengasihi Tuhan, ia akan bangun lebih pagi. Jadi, jika Anda lebih mengasihi Tuhan, Anda harus bangun lebih pagi.”

Mengapa orang Kristen harus bangun pagi-pagi? Karena pa¬gi hari adalah waktu yang terbaik untuk berjumpa dengan Tuhan. Bagi orang yang sehat, bangun lebih pagi adalah lebih baik. Ka¬rena pagi hari adalah waktu yang terbaik untuk berjumpa dengan Tuhan, bersekutu dan berkomunikasi dengan Tuhan. Manna harus diambil sebelum matahari terbit (Kel. 16:14-21). Kalau matahari su¬dah terbit, manna itu akan mencair, sehingga kita tidak bisa ma¬kan manna. Jika Anda ingin di hadapan Tuhan memperoleh ra-watan rohani, mendapat pembinaan rohani, mempunyai persekutuan yang indah, mendapatkan makanan rohani, Anda harus bangun pagi-pagi. Jika terlambat, tidak bisa mendapatkan manna. Pada pagi-pagi hari, Allah teristimewa akan membagi-bagikan makanan rohani, persekutuan yang kudus kepada anak-anakNya. Siapa terlambat mengambil, tidak akan memperolehnya.

Banyak anak Allah yang berada dalam keadaan sakit, bukan karena mereka mempunyai kesulitan rohani yang lain, melainkan karena mereka terlambat bangun pagi. Banyak anak Allah yang per¬sembahannya baik, bergairah, juga sangat mengasihi Tuhan, na¬mun karena mereka terlambat bangun pagi, mereka tidak bisa menampilkan penghidupan orang Kristen yang normal. Anda jangan mengira hal ini merupakan perkara sepele yang tidak ada sangkut pautnya dengan perkara rohani; sesungguhnya, hubungannya besar sekali. Banyak orang yang telah mengeluarkan waktu bertahun-tahun, namun masih tidak bisa menjadi orang Kristen yang baik, ini dikarenakan bangunnya terlalu lambat. Kita tidak pernah menemukan orang yang pandai berdoa bangunnya terlambat, kita juga tidak pernah mengenal orang yang mempunyai persekutuan yang intim dengan Tuhan bangunnya terlambat. Se¬mua orang yang mengenal Allah selalu bangun pagi-pagi, datang ke hadirat Allah untuk bersekutu.

Amsal 26:14 mengatakan, "Seperti pintu berputar pada eng¬selnya, demikian si pemalas di tempat tidumya." Orang yang malas terus berputar pada tempat tidurnya, tidak meninggalkan tempat tidurnya. Ia berputar ke dalam, tidur di tempat tidurnya; berputar keluar, juga tidur di tempat tidurnya. Berputar ke sana ke mari selalu berada di tempat tidur. Banyak orang sayang terhadap tempat tidurnya. Balik ke dalam, tempat tidur itu yang ia sayangi; balik keluar, tempat tidur itu tetap menyenangkan. Ia senang tidur, tidak dapat meninggalkan tempat tidurnya. Tetapi kalau mau belajar melayani Allah, mau belajar menjadi orang Kristen yang baik, tiap hari harus bangun lebih pagi, pada pagi- pagi hari harus su¬dah bangun.

Siapa yang bangunnya pagi-pagi, dia akan mendapatkan banyak faedah rohani. Doa pada waktu biasa tidak dapat meme¬nangkan doa pada pagi-pagi hari. Pembacaan Alkitab pada waktu biasa tidak bisa memenangkan pembacaan Alkitab pada pagi-pagi hari. Persekutuan dengan Tuhan pada waktu biasa, tidak bisa memenangkan persekutuan dengan Tuhan pada waktu pagi-pagi hari. Pagi-pagi adalah waktu yang paling baik. Kita tidak seharusnya menggunakan waktu yang paling baik untuk perkara-perkara yang lain. Kita harus menggunakan waktu yang paling baik dalam satu hari, yaitu pagi-pagi hari, digunakan di hadapan Tuhan. Banyak orang Kristen menggunakan waktu sepanjang hari untuk perkara-perkara yang lain, sampai malam hari, sewaktu ia paling lelah, hampir naik tempat tidur, baru berlutut berdoa, membaca Alkitab. Tidak heran kalau pembacaan Alkitabnya tidak baik, berdoanya tidak baik, persekutuannya dengan Tuhan juga tidak baik, karena ia bangun terlalu lambat. Sebab itu begitu kita percaya Tuhan, harus belajar pada pagi-pagi hari meluangkan waktu untuk bersekutu dengan Allah, berhubungan dengan Allah


Selengkapnya...

12 September 2008

Anak Allah atau Anak Manusia Yang Ditakuti Satan

Kalau kita membaca pencobaan satan terhadap Tuhan Yesus di padang gurun di dalam kitab Matius sepertinya ada suatu perbincangan yang tidak nyambung antara Satan dengan Tuhan. Satan selalu menyebut Tuhan Anak Allah, tetapi Tuhan bersikukuh menyatakan dirinya adalah Anak Manusia. Memang benar Tuhan memiliki dua status ini, tetapi pasti ada yang istimewa mengapa Tuhan bersikukuh Dia adalah Anak manusia.


Kristus berpuasa dalam keinsanian-Nya, berdiri pada kedudukan sebagai manusia. Di pihak lain, Dia juga adalah Anak Allah, seperti yang telah dinyatakan oleh Allah Bapa pada saat Dia dibaptis ( Mat 3:17). Untuk merampungkan ministri-Nya bagi Kerajaan Surga, Dia harus mengalahkan musuh Allah, Iblis, Satan. Hal ini harus dilakukan-Nya sebagai manusia. Karena itu, Dia berdiri sebagai manusia untuk menghadapi musuh Allah. Mengetahui hal ini, Iblis mencobai Dia agar Dia meninggalkan kedudukan-Nya sebagai manusia dan mempertahankan kedudukan-Nya sebagai Anak Allah. Empat puluh hari sebelumnya, Allah Bapa telah menyatakan dari surga bahwa Dia adalah Anak yang dikasihi Bapa. Pencoba yang licik itu mengambil pernyataan Allah Bapa sebagai dasar untuk mencobai Dia. Jika Dia mempertahankan kedudukan-Nya sebagai Anak Allah di hadapan musuh, Dia akan kehilangan kedudukan untuk mengalahkan musuh

Satan menyebut Yesus sebagai Anak Allah (Mat 8:29), tetapi roh jahat tidak mengakui bahwa Yesus datang dalam tubuh daging ( 1Yoh 4:3), karena dengan mengakui Yesus sebagai manusia, mereka menyatakan bahwa mereka sudah kalah. Meskipun setan mengakui Yesus sebagai Anak Allah, ia tidak akan membiarkan manusia mempercayai Dia sebagai Anak Allah, karena dengan berbuat demikian, manusia akan beroleh selamat ( Yoh 20:31).


Selengkapnya...

24 Juni 2008

Yesus Mati Untuk Semua Orang Atau Hanya Untuk Yang Percaya?

Alkitab bahwa Tuhan Yesus seorang telah mati bagi semua orang, maka kalau ada seorang tidak percaya kepada Tuhan Yesus, apakah dia akan binasa?

II Kor.5:14 mengatakan, "Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk se­mua orang, maka mereka semua sudah mati." Satu orang dalam ayat ini ialah Kristus, dan semua orang yang Dia telah mati untuk mereka adalah seluruh manusia. Jika kematian Tuhan Yesus adalah untuk semua orang, maka sekalipun ada satu orang tidak percaya kepada Tuhan Yesus, seo­lah dia pun tidak seharusnya mati. Tetapi dalam Yoh.3:18 dikatakan, "Barangisiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak tunggal Allah." Kalau begitu bagaimanakah sebenarnya masalahnya baik di aspek keadilan Allah maupun diaspek prosedur Allah?

Mat.20:28 mengatakan, "Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang." I Tim.2:6 mengatakan, "...Kristus Yesus yang telah menyerahkan diriNya sebagai tebusan bagi semua manusia." Apa perbedaan antara "banyak orang" dan "semua manusia" pada kedua ayat tersebut? Matius mengatakan Dia mati "bagi" orang banyak. Orang banyak berarti sejumlah orang yang banyak, mencakup setiap orang yang percaya. Tuhan Yesus memang telah mati bagi banyak orang yang percaya kepada-Nya. Sedangkan Timotius mengatakan "demi” (bagi seharusnya diterjemahkan demi) semua manusia, artinya adalah Tuhan adalah tebusan yang telah tersedia demi semua manusia. Jadi kematian Tuhan Yesus adalah bagi kaum imani, juga demi kaum imani; namun, kematian Tuhan Yesus hanya demi orang dosa, bukan bagi orang dosa. Ruang lingkup mati bagi banyak orang di hadapan Allah hanya sebesar itu. Karenanya, pada satu aspek Tuhan Yesus memang mati demi banyak orang, Ia pun mati bagi banyak o­rang; pada aspek lain Tuhan Yesus memang mati demi semua manusia, tapi tidak mati bagi semua manusia.

II Kor. 5:14: "satu orang sudah mati untuk semua orang". Ini berarti kematian Tuhan Yesus bukan bagi semua orang, melainkan kematianNya itu tersedia untuk dipakai semua manusia. Berbicara tentang semua orang atau semua manusia yang dipakai bukan istilah "bagi", melainkan "untuk" atau "demi". Berarti pada aspek persediaan bahwa kematian Tuhan Yesus adalah demi semua manutia, agar semua manusia ada kesempatan beroleh selamat. Tetapi ketika berbicara tentang kaum imani, istilahnya ialah "untuk" juga "bagi". Maka kematian Tuhan Yesus sangatlah adil. Jika ti­dak, maka lenyaplah keadilan itu. Jadi orang yang di dalam Kristus me­mandang kematianNya adalah bagi dia; tapi orang yang di luar Kristus, memandang kematian Tuhan bukan baginya melainkan demi atau karenanya. Ibarat nasi memang telah tersedia untuk dia, tetapi dia tidak memakan­nya.

I Yoh. 2:2 : "Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh manusia di selutuh dunia” (Tl). Dia tidak saja menjadi pendamaian untuk kita yang telah percaya, tetapi juga untuk orang yang tidak percaya. Namun kita harus jelas, kata “untuk” di sini bukan berarti “bagi.” Karunia keselamatan Allah sudah tersedia, tetapi ketika Anda menerima, barulah Allah menghitung Anda sebagai salah seorang di antara "banyak orang" itu. Memang Kristus telah mati untuk seluruh manusia, kematianNya memang disediakan untuk seluruh manusia, tetapi Dia tidak mati bagi seluruh manusia. Kalau ada orang tidak percaya kepada Kris­tus, ia akan binasa, ini adalah tanggung jawab manusia di hadapan Allah.


Selengkapnya...

Percaya Kepada Anak Allah atau Anak Manusia Yang Membuat Kita Selamat

Kristus sering disebut sebagai Anak manusia dan juga Anak Allah. Alkitab menyuruh kita percaya kepada Anak Allah, apakah artinya?. Apakah orang bisa diselamatkan hanya dengan percaya kepada-Nya sebagai Anak manusia saja?

Ditinggikannya Kristus adalah dalam kualifikasi-Nya sebagai Anak manusia yang merangkul seluruh umat manusia. Karena Kristus telah mati sebagai manusia maka semua orang telah mati pula (1 Kor. 5:14). Perbuatan Adam seorang telah mencakup semua manusia di dalamnya. Pekerjaan Kristus seorang pun telah mencakup semua manusia di dalamnya. Kita harus nampak bahwa Kristus telah mencakup seluruh umat manusia, barulah kita dapat memahami apa itu penebusan.

Ibrani 7:4-10 bertujuan menunjukkan jabatan imam Melkisedek lebih besar dari pada orang-orang Lewi, maka dikatakan bahwa Abraham pernah mempersembahkan sepersepuluh kepada Melkisedek dan menerima berkat dari Melkisedek. Maka Melkisedek lebih besar dari pada orang Lewi. Mengapa? "Sebab dia masih berada dalam tubuh bapak leluhurnya, ketika Melkisedek menyongsong bapak leluhurnya itu" (ayat 10). Kita tahu bah¬wa Abraham melahirkan Iskak, lshak melahirkan Yakub dan Yakub melahirkan Lewi. Lewi adalah cicit Abraham. Ketika Abraham memberi per¬sembahan sepersepuluh dan menerima berkat tidak saja Lewi belum dilahirkan, bahkan ayah dan kakek Lewi pun belum dilahirkan. Namun Alki¬tab menghitung persembahan sepersepuluh dan penerimaan berkat Abraham itu sebagai persembahan sepersepuluh dan penerimaan berkat Lewi pula. Jika Abraham lebih kecil dari pada Melkisedek, Lewi pun pasti lebih kecil dari pada Melkisedek. Perihal ini menjadikan kita mengerti bahwa ketika Adam berbuat dosa, semua manusia telah berada di dalam tubuh Adam, kerenanya semua orang juga telah berdosa. Keti¬ka Kristus mati semua manusia pun berada di dalam Dia, maka semua manusia pun telah mati.

Kristus menjadi Anak Manusia mengakhiri segala sesuatu yang berasal dari Adam; Kristus menjadi Anak Allah memulai ciptaan baru. Kristus adalah Adam yang akhir. Kristus telah mengakhiri ciptaan lama oleh kematian-Nya, dan telah memulai ciptaan baru oleh kebangkitan-Nya. Dia telah menanggulangi dosa oleh maut, dan mengaruniakan hayat kepada kita oleh kebangkitan. Karena itulah Alkitab menyuruh kita percaya kepada Anak Allah.

Percaya kepada Anak Allah berarti percaya akan kebangkitan Tuhan. Sebab oleh kebangkitan-Nya dari kematian dan dengan kuasa besar Dia dinyatakan sebagai Anak Allah (Rm.I:4). Kisah Para Rasul 13:33 memberi tahu kepada kita bahwa kebangkitan Tuhan Yesus justru menggenapkan apa yang tercantum dalam Mazmur 2:7, "Anak-Ku Engkau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini."

Jadi kita percaya kepada Anak Allah itu sesuai dengan kebangkitan yang dirampungkan Kristus bagi kita.

Bila manusia hanya percaya kepada Dia sebagai Anak manusia tidaklah dapat diselamatkan; harus percaya bahwa Dia adalah Anak manusia juga Anak Allah barulah dapat diselamatkan. Dia tidak saja telah mati, juga telah dibangkitkan. Dia tidak saja telah menanggung dosa-dosa kita, Dia juga telah meniadakan maut. Dia tidak saja membuat kita tidak binasa, Dia pun membuat kita beroleh hidup yang kekal.



Selengkapnya...

Keterkandungan Yesus dan Yohanes Pembaptis

Di dalam Alkitab kita melihat bahwa keterkandungan Yesus dan Yohanes Pembaptis sama-sama melibatkan Roh Kudus, lalu dimanakah perbedaannya sehingga Yesus dikatakan sebagai inkarnasi Allah sedangkan Yohanes tidak?

Kristus dikandung dari Roh Kudus dengan esens ilahi (Luk 1: 35) dalam seorang dara manusia dengan esens insani (ay. 27-28, 31). Dalam 1:26-56 terdapat catatan tentang keterkandungan-Nya.

Ayat 26-27 mengatakan, "Dalam bulan yang keenam malaikat Gabriel disuruh Allah pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria." Galilea adalah sebuah daerah yang tidak terkenal, dan Nazaret adalah sebuah kota yang diremehkan orang (Yoh. 7:52; 1:46). Dara Maria hidup di sebuah kota yang diremehkan di suatu wilayah yang tidak memiliki ketenaran, namun Maria adalah keturunan keluarga raja dari Raja Daud (Luk. 1:31-32; Mat. 1:16).
Menurut 1:28-30, malaikat itu memberi tahu Maria bahwa ia adalah orang yang dikaruniai, orang yang disertai dengan kasih karunia, dan bahwa ia dikaruniai, beroleh kasih karunia, di hadapan Allah.

Kemudian dalam ayat 31 malaikat Gabriel itu melanjutkan berkata, "Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus." "Yesus" adalah kata Yunani yang sama dengan kata Ibrani Yosua (Bil. 13:16), yang berarti Yehova Juruselamat, atau, keselamatan Yehova. Maka, Yesus bukan hanya seorang Manusia melainkan Yehova, dan bukan hanya Yehova, melainkan Yehova menjadi keselamatan kita. Jadi, Dia adalah Penyelamat kita. Dia adalah Yosua kita yang membawa kita masuk ke dalam perhentian (Ibr. 4:8; Mat. 11:28-29), yang adalah diri-Nya sendiri sebagai tanah permai bagi kita.

Dalam Lukas 1:35 kita nampak dengan jelas bahwa Kristus dikandung dari Roh Kudus: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah." Seperti naungan awan di atas gunung pengubahan (Mat. 17:5) dan di atas Kemah Pertemuan (Kel. 40:34, 38). Menurut ayat ini, nampaknya Roh Kudus berada di atas diri Maria hanya sebagai suatu kuat kuasa yang menyebabkan dia dapat mengandung anak yang kudus. Namun, Matius 1:18 dan 20 memberi tahu kita bahwa Maria "mengandung dari Roh Kudus", dan "anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus". Ini menunjukkan bahwa esens ilahi yang berasal dari Roh Kudus telah terkandung dalam rahim Maria sebelum dia melahirkan bagi Yesus. Keterkandungan dari Roh Kudus dalam anak dara manusia, yang digenapkan dengan esens ilahi dan insani, menyusun satu pembauran antara sifat ilahi dengan sifat insani, menghasilkan seorang Manusia-Allah, yaitu seorang yang adalah Allah yang lengkap juga manusia yang sempurna, memiliki sifat ilahi dan sifat insani secara nyata, tetapi tidak menghasilkan sifat ketiga. Inilah Persona Yesus yang paling ajaib dan paling unggul -- Yehova Sang Penyelamat.

Keterkandungan Yohanes Pembaptis dan keterkandungan Yesus Penyelamat itu sangat berbeda dalam esensnya. Keterkandungan Yohanes Pembaptis adalah mujizat Allah, digenapkan dengan esens insani yang telah lanjut usia, hanya dengan kuasa ilahi, tanpa keterlibatan esens ilahi. Karena itu hanya menghasilkan seorang manusia yang dipenuhi Roh Kudus (1:15), tetapi tidak memiliki sifat Allah. Keterkandungan Penyelamat merupakan inkarnasi Allah (Yoh. 1:14), yang tersusun bukan hanya dengan kuat kuasa ilahi, tetapi juga esens ilahi yang ditambahkan kepada esens insani, maka menghasilkan manusia-Allah yang memiliki dua sifat, ilahi dan insani. Dengan demikian menghasilkan manusia-Allah menyatukan diri-Nya sendiri dengan keinsanian agar Dia dapat dinyatakan dalam daging (1 Tim. 3:16) dan dapat menjadi seorang Manusia-Penyelamat (Luk. 2:11).

Selengkapnya...

20 Juni 2008

The Seven Last Words of The Godman

Ketersaliban Kristus berasal dari pihak manusia dan Allah. Da¬lam Kis.2:23,36;3:15 dikatakan Dia disalibkan oleh manusia, sedang dalam Yes.53:6,10 dikatakan Dia disalibkan oleh Allah. Kalau begitu bagian manakah dari ketersalibanNya yang dilakukan manusia, dan bagian manakah yang dilakukan oleh Allah?

Ketika kita membaca Alkitab kita nampak dengan jelas bahwa kematian Kristus di atas salib terdiri dari due aspek, pertama Ia disalibkan oleh manusia, kedua Ia disalibkan oleh Allah. Dari ketujuh perkataan yang diucapkan Tuhan di atas salib kita dapat mengetahui bagian mana dilakukan oleh manusia, bagian mana dilakukan oleh Allah. Tuhan terpancang di atas salib menurut hitungan manusia seluruhnya berlangsung selama enam jam. Tiga jam pertama Tuhan mengucapkan tiga kalimat, dan tiga jam kemudian Ia mengucapkan empat kalimat. Mengapa pada tiga jam pertama Tuhan tidak mengucapkan lebih banyak satu kalimat, pun tidak mengucapkan kurang satu kalimat? Bila kita membaca dengan cermat, kita akan mengetahui bahwa tiga jam pertama itu dilakukan manusia, dan tiga jam kemudian dilakukan oleh Allah.

Tiga jam pertama ialah mulai dari jam sembilan hingga jam dua belas (Mrk.15:25), manusia mengolok-olok, memecut, menghina dan meludahi Tuhan, serta menyalibkan Dia. Semua itu jelas adalah perbuatan manusia.

Tiga jam kemudian atau terakhir yaitu mulai jam dua belas sehingga jam tiga itu dilakukan Allah. Sebab selama waktu itu seluruh bumi menjadi gelap, ini tidak bisa dilakukan manusia. Dan tiba-tiba tirai dalam bait dari atas ke bawah terbelah. Ini pun bukan perbuatan manusia. Bumi pun guncang dan gunung batu terbelah, serta kuburan pun terbuka, semua itu pun bukan perbuatan manusia, melainkan perbuatan Allah semata.

Separuh waktu pertama dari ketersaliban Tuhan Yesus dimanfaatkan sekuat tenaga oleh manusia untuk menghukum Dia; sedangkan separuh waktu terakhir, Allah pun sudah dengan sekuat tenaga menghukum Dia. Separuh waktu pertama adalah manusia dengan sepenuh-penuh hatinya yang membenci Allah dinyatakan di atas salib, sedang separuh waktu yang akhir, adalah Allah dengan sepenuh-penuh hatiNya yang mengasihi manusia dinyatakan di atas salib. Karena itu, ada orang yang mengatakan bahwa salib adalah titik temu antara kasih dan kebencian.

Baiklah sekarang kita terl.ebih dulu meneliti ketiga kalimat yang diucapkan Tuhan pada tiga jam pertama:

Kalimat pertama: "Ya, Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Luk.23:34). Bagaimanakah Allah dapat mengampuni orang-orang yang membunuh orang yang tidak berdosa? Bagaimana Tuhan bisa berdoa demikian? Bila doa ini dikabulkan Allah, bu-kankah itu berarti Allah tidak adil? Kita harus jelas bahwa ketersaliban Tuhan Yesus justru untuk menanggung dosa manusia. Allah yang maha adil hanya dapat mengampuni dosa kita di atas salib, sebab "tanpa pemumpahan darah tidak ada pengampunan." (Ibr.9:22), dan hanya di atas posisi salib barulah Tuhan Yesus bisa berdoa demikian. Jika ti¬dak, maka doaNya itu tidak adil, pengampunan Allah pun tidak adil.

Kalimat kedua: "Aku berkata kepAdamu, sesungguhnya hati ini ju¬ga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." (Luk.23: 43). Bagaimana seorang penyamun bisa masuk ke dalam Firdaus? Andaikata semua penyamun bisa masuk ke dalam Firdaus, akan menjadi Firdaus macam apakah itu? Itulah konsepsi manusia. Dalam pandangan Allah, tidak penyamun tidak layak masuk ke dalam Firdaus, sekalipun "orang baik" yang menurut penilaian manusia pun tidak layak masuk ke situ. Karena di dalam Adam semua manusia telah berbuat dosa (Rm.5:12). Tuhan Yesus berkata demikian kepada penyamun yang telah bertobat adalah karena Dia adalah satu-satunya Perantara antara manusia dan Allah. (I Tim.2:5), dan karena Dia adalah Anak Domba Allah (Yoh.1:29). Dengan Roh kekekalan Dia telah mempersembahkan diriNya dengan tanpa bercacat cela kepada Allah, karenanya darahNya dapat menyucikan hati nurani manusia, dan meniadakan atau menyucikan perbuatan-perbuatan kita yang sia-sia (Ibr.9:14).Di dalam Firdaus si penyamun itu tidak lagi menjadi penyamun, melainkan seorang yang hati nuraninya telah disucikan dan tiada perbuatan sia-sia. Demikian pulalah hari ini setiap orang yang menerima Dia, yaitu orang yang percaya dalam namaNya.

Kalimat ketiga: "Ibu,inilah anakmu! - Inilah ibumu!" (Yoh.19: 26,27). Ini menunjukkan kepada kita bahwa karena ketersaliban Tu¬han kita telah menjalin hubungan baru dengan Allah dan sesamanya, menjadi sewarga dengan orang kudus, dan menjadi anggota kekuarga Allah, sehingga kita tidak saja dapat bersekutu dengan Allah, juga da¬pat bersekutu satu dengan yang lain. Tidak saja Yohanes pada masa itu dapat menerima Maria sebagai ibunya karena perkataan Tuhan, Paulus dan semua orang kudus dari abad ke abad di kemudian pun (Rm. 16:13) bisa memiliki perasaan demikian. O, alangkah ajaibnya! Karena hayat memiliki hayat yang sama, sehingga terjadi hubungan baru di antara semua kaum saleh.

Setelah Tuhan Yesus mengucapkan tersebut maka ge¬laplah seluruh bumi. Allah sudah mendengar doa Tuhan. Aliah telah meletakkan dosa seluruh umat manusia ke atas diri Tuhan Yesus. Allah telah membuat yang tidak berdosa menjadi dosa bagi kita. Penyelamatan Allah yang demikian terhadap manusia tidak saja karena kasih ka¬runiaNya, pun tidak hanya karena Allah membelas kasihani kita, juga karena ada seorang yang telah membayar harga bagi kita, dan Dia telah melunaskan setiap sen bagi kita.

Kira-kira pada waktu jam tiga sore Tuhan mengucapkan empat kalimat lagi sebagai berikut:

Kalimat keempat : "AllahKu, AllahKu mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Matius 27:46). Banyak kaum martir ketika mereka dianiaya dan disiksa dengan hukumam sadis tiada memperlihatkan kesedihan atau kasihan barang sedikitpun, sebaliknya mereka merasa ketika itu Allah sangat dekat dan mesra dengan mereka. Namun, Tuhan kita yang tunduk ke¬pada Allah seumur hidupNya, jika ketersalibanNya hanya karena dia¬niaya oleh manusia, bukankah Allah seharusnya lebih menghampiri Dia? Mengapa ketika manusia menolak Dia, Allahpun menolakNya? Puji syukur pada Allah! Ketersaliban Tuhan kita bukanlah semacam mati martir, melainkan mati karena menanggung dosa semua orang. Allahlah yang menaruh pikulan dosa itu ke atas diriNya, dan Allahlah yang menyalibkan Dia hingga mati. Setelah Tuhan mengucapkan tiga kalimat di muka maka Allah mendengar doa Tuhan Yesus sehingga Ia menaruh dosa semua manusia ke atas tubuh Tuhan. Tuhan tahu ketika itu Allah meninggalkan Dia.

Kalimat kelima: "Aku haus!" (Yoh.19:28). Kehausan itu keadaan di dalam neraka. Kehausan adalah ciri-ciri penderitaan di dalam neraka. Dalam Luk.16 kita nampak ketika si hartawan berada di dalam alam maut, di sana tidak ada air. Maka tidak ada satu tempat yang lebih menghauskan dari pada neraka. Karena ketika itu Tuhan sedang menanggung dosa dan menerima hukuman neraka bagi manusia; Ia mengalami maut bagi semua manusia. (Ibr.2:9).

Kalimat keenam : "sudah selesai." (Yoh.19:30). Kalimat ini mengacu kepada selesainya karya penebusan Tuhan. Dia telah menang¬gung dosa bagi manusia dan menerima hukuman dosa.

Kalimat ketujuh : "Ya Bapa, ke dalam tanganMu, Kuserahkan nya¬waKU." (Luk.23:46). Tuhan terlebih dulu mengatakan "AllahKu, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?". Itu karena Tuhan berada pada posisi menanggung dosa. Saat ini Ia berkata, "Ya Bapa," itu sebab karya penebusanNya telah selesai, dan hubunganNya dengan Bapa te¬lah terpulih lagi. Tuhan sendirilah yang menyerahkan nyawaNya kepada Allah. Kata Tuhan, "Tidak seorangpun mengambil (nyawa)-Nya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali” (Yoh. 10:18). Jika tidak, seratus buah salib pun tidak dapat mengambil nyawa Tuhan.

Dengan cara teradil dosa kita telah ditiadakan oleh Tuhan. Bertumpu pada keadilanNya, Allah tidak dapat mengampuni atau tidak mengampuni sesuka hatinya, melainkan Dia harus mengampuni kita, sebab Kristus sudah mati dan sudah menjadi korban tebusan dosa.

Atau mungkin ada orang bertanya: karya penebusan baru genap setelah kematian Tuhan di atas salib, mengapa sebelum kematianNya Dia pun bisa mengampuni dosa orang? Ini dikarenakan walaupun Kristus belum mati, Allah sudah menghitung ketersalibanNya sudah rampung. Yoh. 3:15 mengatakan, "supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal.". Yoh.6:54 mengatakan, "Barangsiapa makan dagingKu dan minum darahKu, ia mempunyai hidup yang kekal." Ayat-ayat ini berarti ketika Tuhan di bumi, orang-orang yang percaya kepadaNya sudah beroleh hidup kekal. Why.13:8 mengatakan, "...sejak dunia dijadikan...Anak Domba yang telah disembelih." Tuhan adalah Anak Domba yang sejak dunia dijadikan telah disembelih. Maka gereja tidak terbatas oleh ruang (sebab Tubuh Kristus itu bersatu adanya), dan salib tidak terbatas oleh waktu (sebab dalam Perjanjian Lama Allah pun dapat mengampuni manusia). Dalam Perjanjian Lama, barangsiapa yang membunuh orang dengan tidak sengaja yang melarikan diri ke kota perlindungan maka tiada orang yang boleh menuntut pembalasan. Tetapi ia baru dibebaskan bila imam besar sudah mati (Bil.30:25-28). Ini menandakan sebelum kematian Kristus, bila ada orang berlindung di dalam Kristus, ia akan aman, dan setelah Kristus mati ia akan dibebaskan.

Selengkapnya...

17 Juni 2008

Mengapa dalam penebusan Allah Kristus harus sekaligus sebagai manusia dan Allah?

Misalkan ada tiga orang : A, B, dan C. Si C telah berbuat dosa lalu si A menyuruh si B mati baginya. Ini berarti si A menaruh kasih terhadap si C, dan si C telah memenuhi tuntutan hukum Taurat. Akan tetapi bagaimana dengan si B, bukankah itu tidak adil? Saya telah berdosa dan Allah menyuruh Kristus mati buat saya, ini memang berarti Allah menaruh kasih terhadap saya dan saya pun sudah memenuhi tuntutan hukum Taurat, tetapi ini akan tidak adil terhadap Kristus. Maka Kristus harus sekaligus sebagai manusia dan Allah, itu barulah adil.


Pertama kita harus tahu apa itu pengampunan? Pengampunan berarti sang pengampun itu sendiri terkena rugi, yakni sang pengampun sendiri dirugikan oleh si penerima ampun itu. Ini ibarat ada orang meminjam uang Anda 10 dollar, Anda lalu mengampuni dia, itu boleh dikata Anda dirugkan 10 dollar.

Di dalam jalan penebusan Allah Kristus tidak seharusnya menjadi oknum ketiga. Jika Kristus menjadi oknum ketiga, itu berarti Allah tidak adil terhadapNya. Sebab Dia tidak berdosa, sudah tentu Dia tidak seharusnya mati. Alkitab menunjukkan kepada kita bahwa manusialah yang berdosa, dan Allahlah yang didurhakai, maka hubungan di sini adalah hubungan antara manusia dengan Allah. Jika Allah menyuruh oknum ketiga yang mati sebagai pengganti, itu mungkin keadilan Allah terpenuhi dan tuntutan hukum Taurat telah dipenuhi pula bagi manusia, namun bagi oknum ketiga hal itu tidaklah adil. Maka hanya bila Kristus sekaligus sebagai manusia dan Allah, barulah adil adanya.

Mikha 6:6-7 mengatakan, ”Dengan apakah aku akan pergi menghadap Tuhan dan tunduk menyembah kepada Allah di tempat tinggi? Akan pergikah aku menghadap Dia dengan korban bakaran, dengan anak lembu berumur setahun? Berkenankah Tuhan kepada ribuan domba jantan, puluhan ribu curahan minyak? Akan ku persembahkankah anak sulungku karena pelanggaranku dan buah kandunganku karena dosaku sendiri? “Di sini dukatakan jika kita telah berdosa kepada Allah, tidak saja persembahan lembu dan domba tidak berguna, semua korbanpun tidak berguna, bahkan mempersembahkan anak kandungan kitapun tidak ada gunanya. Karena itu Kristus harus sebagai Allah barulah Dia tidak menjadi oknum ketiga. Sebab Kristus sendiri adalah yang didurhakai. Hanya karena Kristus sebagai Allahlah maka karya penebusan barulah adil. Sebaliknya, karena usaha penebusan itu adil maka Kristus haruslah sebagai Allah, sebab oknum yang didosai baru dapat mengampuni orang yang mendosainya. Siapa gerangan yang dapat mengatakan pengampunan itu tidak adil? Kristus adalah Allah, Dialah yang didosai, maka Dia dapat mengampuni manusia.

Rm. 7:10 mengatakan, ”Perintah yang seharusnya membawa kepada hidup, ternyata bagiku justru membawa kepada kematian.” 6:23 mengatakan, “Upah dosa itu maut.” Ini menunjukkan kepada kita seorang baru bisa beroleh hidup bila ia telah melakukan hukum Taurat seluruhnya. Jika tidak ia pasti harus mati. Maka bila Tuhan ingin membuat kita beroleh hidup, Ia sendiri harus menderita rugi karena dosa, Dia harus mati. Akan tetapi, dikatakan dalam I Tim. 6:16 bahwa Dialah yang satu2nya tidak takluk kepada maut. “Karenanya Kristus harus sekaligus sebagai manusia dan Allah barulah Dia dapat mati sebagai pengganti kita. Dan Dia harus membawa tubuh barulah bisa mati bagi kita. Dia adalah Allah, barulah adil penyelamatanNya terhadap manusia; Dia adalah manusia juga, barulah Dia mungkin menyelamatkan manusia.


Selengkapnya...

Visi Mengenai Gereja

Keselamatan Allah yang penuh adalah untuk menebus, melahirkan kembali, dan mentransformasi umat pilihan-Nya bagi gereja. Kedambaan Allah Tritunggal adalah untuk menyalurkan diri-Nya ke dalam umat pilihan-Nya bagi gereja. Persona dan pekerjaan Kristus adalah untuk membangun gereja.

Pekerjaan Roh kelahiran kembali dan pentransformasi adalah untuk menghasilkan gereja. Pengenalan dan pengalaman ilahi dan hayat kekal Allah adalah untuk kita membangun gereja. Apa adanya Allah, apa yang Allah miliki, apa yang telah Dia lewati, apa yang telah Dia rampungkan, dan apa yang telah Dia peroleh dan capai semuanya bagi gereja. Kita telah dipilih, ditakdirkan, ditebus, diampuni, dibasuh, dibenarkan, didamaikan dan dilahirkan kembali untuk dikuduskan, ditransfor¬masi, diserupakan dan dimuliakan adalah bahan untuk pembangunan gereja. Kita bukanlah orang Kristen yang individu, kita juga adalah kesatuan yang korporat—gereja.

I. TUJUAN KEKAL ALLAH ADALAH GEREJA

Tujuan kekal Allah adalah untuk memiliki gereja. Tujuan-Nya bukan hanya untuk menciptakan manusia, menyelamatkannya dari keadaan yang jatuh, dan membawanya ke surga. Lebih jauh lagi, tujuan Allah bukan semata-mata menjadikan kita suci, rohani, dan menang. Penciptaan, keselamatan, pengudusan, kerohanian, dan kemenangan, pengudusan, kerohanian, dan kemenangan semuanya adalah bagian dari prosedur Allah untuk mencapai sasaran-Nya, tetapi semuanya itu bukanlah sasaran itu sendiri.

Efesus 3:10-11 menyingkapkan fakta keberadaan gereja adalah berdasarkan tujuan kekal Allah yang tujuan-Nya ada di dalam Kristus. Gereja adalah sesuatu dari tujuan kekal Allah. Itu tidak terjadi secara kebetulan tetapi telah direncanakan dalam kekekalan sebelum waktu dimulai, dalam kekekalan, Allah merencanakan untuk memiliki gereja.

Kata "tujuan" dalam kitab ini sama artinya dengan kata "rencana." Tujuan kekal Allah adalah rencana kekal Allah. Allah memiliki rencana di mana telah direncanakan-Nya di dalam kekekalan—Dia bukan Allah yang tidak mempunyai tujuan; Dia adalah Allah yang memiliki tujuan.

Apa yang Allah rencanakan? Dia merencanakan untuk memiliki gereja yang disusun dari sekelompok manusia yang dijadikannya satu sebagai satu Tubuh korporat di mana Dia dapat membaurkan diri-Nya dalam sifat ilahi-Nya. Dengan kata lain, Tubuh korporat ini akan menjadi bejana yang korporat, ke dalamnya Dia akan meletakkan diri-Nya. Tubuh korporat ini adalah yang telah direncanakan Allah dan yang adalah inti dari tujuan-Nya. Allah bertujuan untuk memiliki satu Tubuh korporat, satu bejana korporat, di mana dia dapat membaurkan diri-Nya dan segala apa ada-Nya. Bejana ini disebut gereja.

Karena itu gereja adalah inti dari rencana kekal Allah. Mengapa gereja begitu berharga, begitu memikat, dan begitu agung bagi Allah? Dikarenakan gereja adalah kedambaan hati Allah, yang mana Dia telah rencanakan sebelum waktu dimulai. Allah dalam kekal merencanakan untuk memiliki gereja.

II. GEREJA DIBANGUN DARI SEMUA UMAT YANG DIPILIH, DiTEBUS, DILAHIRKAN KEMBALI, DAN DITRANSFORMASI OLEH ALLAH,BUKAN BANGUNAN FISIK

Banyak dalam kekristenan yang telah membuat gereja menjadi sesuatu yang luaran. Ketika seseorang mengatakan sesuatu tentang gereja, yang mereka maksud adalah bangunan fisik. Jika mengatakan pergi ke gereja, maksud mereka pergi ke kapel atau katedral atau semacam tempat suci. Ini adalah yang material yang tersusun dari batu bata, batu. baja. atau kayu. Ini adalah satu kesalahan. Pernahkan kamu membuat kesalahan pada waktu lampau? Jika kamu pernah, kamu tidak akan melakukan kesalahan yang sama setelah mempelajari buku pelajaran ini.

Gereja adalah bangunan, tetapi gereja bukan bangunan fisik. Gereja adalah bangunan dari seluruh umat pilihan Allah. Pertama Dia menciptakan manusia. Umatnya, sebagai akibat dari kejatuhan, jatuh ke dalam dosa. Kemudian Dia harus menebus mereka kembali kepada-Nya. Setelah dibersihkan dari dosa, mereka perlu dilahirkan kembali dengan hayat Allah dalam roh mereka. Setelah dilahirkan kembali dalam roh mereka mereka sesuai bagi pembangunan, tetapi mereka masih perlu dikuduskan dan ditransformasi. Pengudusan dan transformasi telah dilakukan oleh Allah Tritunggal untuk menghasilkan bahan untuk pembangunan gereja-Nya. Bahan bangunan ini hidup. Mereka adalah umat dipilih, ditebus, dilahirkan kembali dan ditransformasi oleh Allah.

III. GEREJA ADALAH ORGANISME DARI ALLAH TRITUNGGAL, BUKAN SUATU ORGANISASI

Gereja adalah organisme dari Allah Tritunggal. Kita perlu melihat bahwa gereja sebagai Tubuh Kristus semuanya adalah organik, benar-benar hidup, tidak ada organisasi. Tubuh Kristus adalah organisme dari Allah Tritunggal. Allah Tritunggal memiliki organisme. Suatu organisme dan suatu organisasi berbeda secara keseluruhan. Untuk mengilustrasikan perbedaannya, kita bisa membandingkan persona yang hidup dengan gantungan kayu. Gantungan kayu itu tanpa hayat, sementara persona yang hidup penuh dengan hayat. Gantungan kayu adalah suatu organisasi dari potongan-potongan kayu yang disatukan, tetapi persona yang hidup memiliki banyak anggota yang digabungkan secara organik. Seorang persona adalah hidup, bergerak, berfungsi, organisme, tidak seperti robot, yang adalah suatu organisasi dari suatu bagian yang tidak organik. Gereja bukan suatu organisasi tanpa hayat, tetapi suatu organisme hayat.

IV. SIFAT GEREJA ADALAH DARI SURGA, BUKAN DARI BUMI

Selama sumber gereja adalah Allah Tritunggal, sifat gereja adalah dari surga bukan dari bumi. Kita telah didudukkan di surga bersama Kristus (Ef. 2:6). Yerusalem Baru, perampungan akhir dari gereja, akan turun dari surga dari Allah (Why. 21:9-10). Ini memberi tahu kita bahwa gereja bukan dari bumi melainkan dari surga. Karena itu, Rasul Paulus memberi tahu kita dalam Kolose 3:1-3, "Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah." Kita harus menempuh kehidupan kita di atas bumi ini sebagai manusia surgawi, bukan oleh hal-hal dunia seperti orang yang belum beroleh selamat, tetapi terisi oleh Allah Tritunggal, hayat-Nya, dan hal-hal di atas—Kristus sendiri. Kalau kita menempuh cara demikian, kita akan menjadi bahan bangunan yang baik untuk pembangunan gereja.

V. PONDASI DARI GEREJA ADALAH KRISTUS

Pondasi dari gereja adalah Kristus, diwahyukan dan diministrikan oleh para rasul dan nabi. Efesus 2:20 membicarakan pondasi dari para rasul dan nabi. Pondasi ini adalah Kristus yang mereka ministrikan kepada orang lain. Paulus berkata bahwa Kristus adalah pondasi yang unik yang telah dia letakkan. Tidak seorangpun yang dapat meletakkan pondasi yang lain (1 Kor. 3:10-11). Kristus yang adalah pondasi gereja adalah Kristus yang unik yang diwahyukan dan ministrikan oleh para rasul terdahulu, seperti yang tercatat di dalam Perjanjian Baru. Kita harus berpegang pada Kristus ini. Kita tidak seharusnya hidup dalam diri sendiri atau dibingungkan oleh dunia.

VI. GEREJA ADALAH MULIA


Allah ingin gereja yang mulia. Mulia adalah ekspresi Allah dan sama sekali berbeda dari moralitas dan perilaku manusia. Ketika Allah memenuhi tabernakel dan bait, keduanya dipenuhi dengan kemuliaan, dengan manifestasi Allah. Satu-satunya cara Allah mendapatkan satu gereja yang mulia adalah melalui pengudusan, pembersihan, perawatan dan pengasuhan Kristus. Ketika kita mengalami hal-hal ini secara pribadi dan praktis, gereja menjadi mulia.

Gereja adalah tujuan kekal Allah. Gereja adalah dibangun dari semua umat Allah. Gereja adalah organisme dari Allah Tritunggal. Esens gereja adalah hayat, hayat itu dari Allah. Sifat gereja adalah surga. Pondasi gereja adalah Kristus. Ini berarti bahwa gereja adalah satu kesatuan yang korporat yang melibatkan Allah Tritunggal sepenuhnya; karena itu gereja adalah mulia. Inilah yang hanya dapat mengekspresikan Allah. Kadang-kadang kita mungkin melihat suatu masalah dalam gereja. Masalah-masalah itu bukan bagian dari gereja, itu adalah cacat dan kerut yang akan Tuhan bersihkan pada zaman ini. Akhirnya gereja akan menjadi "mulia, tidak memiliki cacat atau kerut atau hal semacam itu." (Ef. 5:27).

Renungan

Kita memuji Tuhan, melalui kemurahan hati-Nya, Dia membawa kita ke dalam gereja. Mari kita memustikakan gereja seperti Allah memustikakannya. Jangan mengambil gereja seadanya. Gereja ada berdasarkan rencana Allah. Kristus mati untuk gereja. Roh itu mentransformasi gereja. Kita harus mempersembahkan diri kita—seluruh waktu kita, semua adanya kita, semua yang kita miliki, dan semua yang dapat kita kerjakan—bagi Kristus dan gereja, maka Allah dapat merampungkan rencana-Nya. Ini adalah perkara yang paling tinggi di alam semesta. Mari kita menekankan hal ini.



Selengkapnya...

17 Mei 2008

SAMPAI KRISTUS

Silsilah Kristis di dalam kitab matius ditutup dengan manis sekali yaitu dengan frase “sampai Kristus”. Oh halleluya, kita telah sampai kepada Kristus. Kristus adalah sebuah kesimpulan, tidak ada yang lain selain Dia.

Lukas mulai dengan Yesus dan menelusur kembali sampai Allah, jumlah total terdiri dari tujuh puluh tujuh generasi. Matius menjelaskan dari Abraham sampai Kristus. Lukas mengarah ke belakang sampai kepada Allah, sedangkan Matius mengarah ke depan sampai kepada Kristus. Seluruh generasi ditujukan kepada Kristus serta melahirkan Kristus.

Kristus itulah sasaran, kesimpulan, penggenapan, dan penyempurnaan dari seluruh generasi, menggenapkan nubuat-nubuat mereka, memecahkan masalah-masalah mereka, dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Kristus datang untuk menggenapkan semua nubuat, nubuat tentang Abraham, Ishak,Yakub, Yehuda, dan Daud. Tanpa kedatangan Kristus, semua nubuat ini akan sia-sia. Begitu Kristus datang, terang, hayat,keselamatan, kepuasan, kesembuhan, kemerdekaan, perhentian,
penghiburan, ketenteraman, dan riang gembira, semuanya datang bersama Dia.

Dari titik ini dan seterusnya, seluruh Perjanjian Baru merupakan penjelasan penuh terhadap Kristus yang ajaib ini. Kedua puluh tujuh kitab dari PerjanjianBaru — kitab-kitab Injil, Kisah Para Rasul, Surat-surat Kiriman, dan Wahyu — memberi tahu kita betapa Kristus menggenapkan semua nubuat, membereskan semua masalah kita, dan memenuhi semua kebutuhan kita dan betapa Dia itu segala sesuatu bagi kita. Haleluya, Kristus telah datang!


Selengkapnya...

ALLAH TRITUNGGAL DI DALAM SILSILAH KRISTUS

Kebenaran mengenai Allah Tritunggal tersebar hampir di setiap halaman di dalam Alkitab, tetapi dapatkah Anda menemukan gambaran mengenai Allah Tritunggal di dalam silsilah Kristus. Hmmm, kelihatannya ini pertanyaan yang cukup sulit juga ya. Tetapi mungkin tidak sesulit mencari jarum didalam sekam.

Persona Allah Tritunggal adalah Bapa, Putra, dan Roh. Silsilah ini dibagi menjadi tiga bagian: bagian para leluhur, bagian raja-raja, dan bagian orang biasa (termasuk para tawanan dan para terpulih). Allah Bapa berhubungan dengan bagian leluhur, Allah Putra berhubungan dengan bagian raja-raja, dan Allah Roh
berhubungan dengan bagian orang biasa.

Silsilah ini dibagi menjadi tiga zaman : (1) dari Abraham sampai Daud, empat belas generasi, zaman sebelum kerajaan didirikan; (2) dari Daud sampai pembuangan ke Babel, empat belas generasi, zaman kerajaan; (3) dari pembuangan ke Babel sampai Kristus, empat belas generasi lagi, zaman setelah kerajaan jatuh. Angka empat belas terdiri dari sepuluh ditambah empat. Empat melambangkan makhluk ciptaan( Why. 4:6). sepuluh melambangkan kepenuhan ( Mat. 25:1). Jadi, empat belas melambangkan makhluk ciptaan dalam kepenuhan, kesempurnaan. Empat belas generasi dikalikan tiga menunjukkan bahwa Allah Tritunggal membaurkan diri-Nya dengan makhluk ciptaan sepenuhnya.

Allah Tritunggal telah melewati Abraham dan Ishak, Yakub, Yehuda, Boas dan Obed, Isai dan Daud, kemudian melalui generasi-generasi lain sampai pada Maria dan Yusuf. Akhirnya, Yesus datang. Siapakah Yesus? Yesus adalah Allah Tritunggal yang melewati semua generasi dan tampil sebagai perbauran antara ilahi dan insani.


Selengkapnya...

42 = ANGKA PERHENTIAN

Kalau kita perhatikan di dalam Alkitab kita akan menemukan bilangan-bilangan yang kelihatannya sering muncul di dalam Alkitab. Nah kemunculannya ini bahkan memberikan terang mengenai wahyu yang sama. Kelihatannya sepele hanya mengenai angka tetapi di dalamnya mengandung makna rohani yang besar seperti angka empat puluh dua berikut ini.

Tiga kali empat belas sama dengan empat puluh dua. Empat puluh adalah angka pencobaan, penggodaan, dan penderitaan (Ibr. 3:9; Mat. 4:2; 1 Raj. 19:8). Kristus adalah generasi yang keempat puluh dua. Empat puluh dua melambangkan peristirahatan dan kepuasan setelah pencobaan.

Bilangan 3:5-48 menunjukkan kepada kita bahwa orang-orang Israel menempuh perjalanan melalui empat puluh dua tempat (persinggahan) sebelum mereka masuk ke tanah permai Kanaan. Menurut catatan dalam Perjanjian Lama, bani Israel menderita sepanjang jalan melalui keempat puluh dua persinggahan itu. Mereka dicobai, digoda, dan diuji. Mereka tidak pernah beristirahat. Namun, setelah selesai melewati empat puluh dua persinggahan, mereka masuk ke dalam perhentian.

Ini tidak hanya terjadi pada waktu yang lampau, bahkan akan terjadi pula pada waktu mendatang. Dalam Wahyu 13, kita nampak ada empat puluh dua bulan, yakni tiga setengah tahun. Keempat puluh dua bulan ini akan merupakan bagian terakhir daripada tujuh tahun terakhir, yaitu minggu terakhir yang disebutkan dalam Daniel 9:24-27. Di sana terdapat tujuh puluh minggu: pertama-pertama tujuh minggu, kemudian enam puluh dua minggu, dan berikutnya minggu terakhir, setiap minggunya mengibaratkan tujuh tahun. Separuh yang kedua dari tujuh tahun terakhir ini, sepanjang empat puluh dua bulan ini, akan terjadi kesusahan besar, bahkan sangat menakutkan. Di sana ada banyak pencobaan, ujian, godaan, serta penderitaan. Namun, ketika empat puluh dua bulan ini telah genap, kerajaan akan tiba dan ada perhentian.

Dari Abraham sampai Maria merupakan zaman penderitaan, ujian, dan godaan. Setelah semua generasi pencobaan, godaan, dan penderitaan, Kristus muncul sebagai generasi keempat puluh dua yang menjadi perhentian yang sempurna dan kepuasan yang penuh.

Selengkapnya...

GENERASI YANG DISINGKIRKAN

Di dalam Matius ada beberapa generasi yang tidak tertulis dalam silsilah Kristus. Sepertinya mereka pernah hidup namun kehidupan mereka tidak terhitung sama sekalidi hadapan Allah. Pada titik ini betapa kita menyadari betapa hidup akan menjadi sia-sia. Apakah yang telah mereka lakukan?

Matius 1:8, “Yoram mempunyai anak, Uzia.” Bandingkan dengan 1 Tawarikh 3:11-12 yang berbunyi, “Anak orang ini ialah Yoram; anak orang ini ialah Ahazia; anak orang ini ialah Yoas; anak orang ini ialah Amazia; anak orang ini adalah Azarya” (atau Uzia — 2 Raj. 15:1, 13). Matius tidak menyebutkan tiga generasi yang terdapat dalam 1 Tawarikh — Ahazia, Yoas, dan Amazia. Ini tentu dikarenakan pernikahan yang jahat antara Yoram dengan anak perempuan Ahab dan Izebel yang merusak keturunan Yoram (2 Taw. 21:5-6; 22:1-4). Ahab adalah raja dari kerajaan utara, sedangkan Izebel istrinya adalah seorang perempuan jahat yang sepenuhnya berhubungan dengan berhala-berhala. Ia bersatu dengan Iblis, dan merusak suaminya. Mereka melahirkan seorang putri, dan Yoram, salah seorang raja dari raja-raja Yehuda, menikahi dia. Perempuan ini mengajar Yoram untuk menyembah kepada berhala-berhala, menjadi satu dengan berhala-berhala. Akibatnya, keluarga mereka dirusak.

Berdasarkan Keluaran 20:5, tiga generasi dari keturunan Yoram dikesampingkan dari silsilah Kristus. Keluaran 20:5 memberitahukan bahwa orang yang meninggalkan Allah dan menyembah kepada berhala-berhala akan merusak dirinya dan akan mendapatkan kutukan Allah sampai tiga atau empat keturunan. Sebab itu, tiga generasi dari Raja Yoram telah dikesampingkan dari silsilah Kristus. Di sini kita wajib mempelajari satu pelajaran.

Jika kita mau terkait dengan Kristus, sekali-kali tidak boleh melibatkan diri dengan barang yang ada hubungannya dengan berhala-berhala. Allah itu pencemburu dan Dia tidak akan pernah bertoleransi terhadap penyembahan berhala.

Matius 1:11, “Yosia mempunyai anak, Yekhonya.” Bandingkan ini dengan “Anak-anak Yosia . . . anak yang kedua ialah Yoyakim . . . keturunan Yoyakim ialah Yekhonya, anaknya itu” (1 Taw. 3:15-16). Satu generasi — Yoyakim — ditiadakan dari silsilah Kristus. Ini pasti karena ia dinobatkan menjadi raja oleh Firaun dari Mesir serta mengumpulkan pajak bagi Firaun (2 Raj. 23:34-35). Karena ia begitu erat
berhubungan dengan Mesir, maka ia dikeluarkan dari silsilah Kristus. Mesir mewakili dunia.

Dari dua catatan ini kita nampak bahwa siapa saja yang berhubungan dengan berhala atau bersatu dengan dunia, akan disingkirkan dari generasi Kristus.


Selengkapnya...

16 Mei 2008

42 ATAU 45 GENERASI

Kalau kita membaca sejarah dalam Tawarikh, kita akan menemukan bahwa dari Abraham sampai pada Kristus sebenarnya ada empat puluh lima generasi. Lalu mengapa Matius hanya menyebut empat puluh dua saja?

Kita perlu mengenal bahwa Matius tidak mencatatnya seturut sejarah, melainkan menurut doktrin. Sebaliknya, tulisan Yohanes menurut sejarah, sebab Yohanes menulis Injilnya menurut kejadian-kejadian sejarah. Berdasarkan sejarah, ada empat puluh lima generasi, tetapi berdasarkan maksud doktrin Matius, ada empat puluh dua generasi. Pastilah mengandung maksud doktrinal bahwa Matius mengungkapkan empat belas generasi dari Abraham sampai pada Daud, dan empat belas generasi dari Daud sampai pada pembuangan, dan empat belas generasi lainnya dari pembuangan sampai pada Kristus.

Ini bukan berarti Matius kurang akurat dan teliti. Tiga generasi diabaikan karena mereka tidak memenuhi syarat, dan satu generasi tidak memenuhi syarat dan disingkirkan. Tetapi ada seseorang yang ajaib, yaitu Raja Daud, memenuhi syarat secara ganda. Ia menjadi dua generasi, sebagai penutup bagian yang satu dan sebagai pembuka bagian yang lain. Ia mendatangkan posisi raja, karena kerajaan berdiri melalui dia. Jadi, karena Daud terhitung sebagai dua generasi, maka silsilah Kristus ini bisa terdiri dari empat puluh dua generasi dalam tiga bagian, masing-masing empat belas generasi.


Selengkapnya...

SALOMO ATUKAH NATAN KETURUNAN DAUD

Silsilah dalam Matius menerangkan bahwa putra Daud adalah Salomo, sedangkan silsilah dalam Lukas menerangkan bahwa putra Daud adalah Natan. Bila kita membaca 1 Tawarikh 3:5, jelas bahwa mereka adalah dua orang yang berbeda. Lalu, apakah Alkitab salah mencatat?

Catatan Lukas adalah silsilah Natan, putra Daud, yang adalah leluhur Maria; sedangkan catatan Matius adalah silsilah Salomo, putra Daud, yang adalah leluhur Yusuf. Satu silsilah adalah garis Maria, garis istri; yang lain adalah garis Yusuf, garis suami. Maria dan Yusuf adalah keturunan Daud, tetapi mereka diturunkan dari dua keluarga yang berasal dari leluhur yang sama. Yang satu keluarga Salomo, yang lain keluarga Natan. Di bawah kedaulatan Allah, Maria dan Yusuf — keturunan dari dua keluarga ini, bertunangan dan melahirkan Kristus. Kristus terhitung sebagai keturunan Daud melalui Salomo dan Natan. Inilah sebabnya Dia mempunyai dua silsilah.

Hubungan Salomo dengan Kristus tidak langsung. Sesungguhnya, Salomo bukanlah leluhur langsung dari Kristus. Hubungannya dengan Kristus tidaklah langsung, tetapi melalui pernikahan Yusuf, keturunannya, dengan Maria, yang darinya Kristus dilahirkan (Mat. 1:16). Perjanjian Lama tidak mengatakan bahwa Kristus akan menjadi keturunan Salomo, tetapi berkali-kali menubuatkan bahwa Kristus akan menjadi keturunan Daud (2 Sam. 7:13-14, 16; Yer. 3:5). Meskipun Kristus bukan keturunan langsung dari Salomo, bagaimanapun nubuat Perjanjian Lama mengenai Kristus sebagai keturunan Daud telah digenapi.


Selengkapnya...

YESUS DILAHIRKAN DARI MARIA

Ada sebuah perumpamaan mengatakan, “Titip omong bisa lebih, titip uang bisa kurang.” Mana ya yang lebih menguntungkan ya? Kelihatannya sama-sama tidak menguntungkan. Namun mereka sama-sama tidak tepat, tidak ada yang dapat dipercaya. Tetapi Anda boleh memegang Alkitab karena apa yang diungkapkannya adalah tepat.

Berbeda dengan pencatatan sebelumnya begitu sampai kepada Yusuf cara penulisan Alkitab tiba-tiba berubah. Catatan silsilah ini tidak mengatakan, "Yusuf mempunyai anak, Yesus," yang sama dengan yang dikatakan tentang semua orang yang disebutkan terdahulu; silsilah ini mengatakan, "Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus." Yesus dilahirkan dari Maria, bukan dari Yusuf, karena sudah dinubuatkan bahwa Kristus akan menjadi keturunan perempuan dan akan dilahirkan dari seorang anak dara (Kej. 3:15; Yes 7:14). Kristus tidak mungkin dilahirkan dari Yusuf, karena Yusuf adalah laki-laki dan keturunan Yekhonya. Tidak ada satu pun keturunan Yekhonya yang dapat mewarisi takhta Daud (Yer. 22:28-30). Namun, Maria adalah perawan dan keturunan Daud (Luk. 1:27, 31-32) sebagai orang yang demikian, dia adalah orang yang tepat yang melaluinya Kristus lahir. Pernikahan Yusuf dan Maria membawa Yusuf ke dalam hubungan dengan Kristus dan menyatukan dua garis silsilah Kristus untuk mendatangkan Kristus

Selengkapnya...

YUSUF ANAK YAKUB ATAUKAH ELI

Ternyata tidak hanya manusia saja yang berkaitan dengan Kristus bahkan kita akan menemukan bahwa peraturan pun berkaitan dengan Kristus. Ini menunjukkan bahwa seluruh Alkitab adalah catatan tentang Kristus.

Catatan silsilah di dalam Matius mengatakan, "Yakub mempunyai anak, Yusuf," tetapi Luk_3:23 mengatakan, "Yusuf, anak Eli." Catatan Lukas adalah "menurut hukum Taurat" (terjemahan harfiah dari "menurut anggapan orang" dalam Luk. 3:23), menunjukkan bahwa Yusuf sebenarnya bukan anak Eli, melainkan dianggap sebagai anak Eli, berdasarkan hukum. Yusuf adalah menantu Eli, ayah Maria. Mungkin ini seperti kasus dalam Bil. 27:1-8 dan Bil. 36:1-12,, yang di dalamnya tercantum peraturan Allah, jika ada orang tua yang hanya memiliki anak perempuan, sebagai ahli warisnya, warisan itu akan jatuh ke tangan anak perempuan itu, yang kemudian harus menikah dengan laki-laki dari suku yang sama, demi menjaga warisan mereka tetap pada suku itu.

Selengkapnya...

NAMAKU: ISTRI URIA

Berbeda dengan keempat perempuan yang terdapat dalam silsilah Kristus, nama Batsyeba tidak disebutkan secara langsung melainkan disebut sebagai istri Uria. Tentunya Alkitab tidak menuliskan hal ini secara sembarangan, tetapi mengandung makna rohani yang dapat kita petik.

Uria adalah orang Het, orang kafir, dan istrinya adalah Batsyeba (2 Sam 11:3). Daud membunuh Uria dan mengambil Batsyeba. Karena itu, Batsyeba menikah lagi akibat perkara pembunuhan dan perzinaan ( 2 Sam. 11:26-27). Selain satu kejahatan ini (1 Raj 15:5). Daud, manusia yang sesuai dengan hati Allah, melakukan hal yang benar dalam pandangan Tuhan seumur hidupnya. Silsilah ini tidak mengatakan, "dari Batsyeba", melainkan "dari istri Uria", untuk menekankan dosa besar dari Daud, dengan demikian menunjukkan bahwa Kristus sebagai Juruselamat rajani tidak hanya berkaitan dengan orang kafir, bahkan juga berkiatan dengan orang dosa.

Selengkapnya...

15 Mei 2008

PRINSIP RUT

Rut memang kelihatanya merupakan seorang perempuan yang baik, tetapi dia memiliki kekurangan yang besar. Ia sendiri memang tidak terlibat dalam dalam perbuatan sumbang, namun dia itu berasal dari perbuatan sumbang. Bagaimanakah prinsip yang mengendalikan kesatuannya dengan Kristus?

Rut berasal dari suku Moab (Rut 1:4). Moab adalah anak Lot, hasil perbuatan sumbang Lot dengan putrinya (Kej. 19:30-38). Menurut Ulangan 23:3, bangsa Moab tidak diperbolehkan masuk ke dalam jemaah Tuhan bahkan sampai keturunan kesepuluh. Jadi, Rut adalah perkecualian, dia tidak hanya diterima oleh Tuhan, bahkan menjadi orang yang menakjubkan, yang mengambil bagian dalam kenikmatan atas Kristus.

Walaupun sebagai seorang bangsa Moab, Rut dilarang masuk ke dalam jemaah Tuhan, Rut tetap mencari Allah dan umat-Nya (Rut 1:15-17; 2:11-12). Ini mewahyukan prinsip yang sangat kuat; tidak peduli siapa kita atau apa latar belakang kita, asal kita memiliki hati yang mencari Allah dan umat Allah, kita berada pada posisi yang diterima ke dalam hak kesulungan Kristus. Rut menikah dengan Boas, orang yang beribadah di antara umat Allah, dan melahirkan Obed, kakek Raja Daud.

Ibu Boas ialah Rahab, seorang bangsa Kanaan, sedangkan istrinya, Rut, adalah seorang bangsa Moab. Keduanya adalah orang kafir, namun mereka terkait dengan Kristus. Ini merupakan bukti yang kuat bahwa Kristus bukan hanya terkait dengan orang Yahudi, tetapi juga dengan orang kafir, bahkan dengan orang-orang kafir yang kelas rendah dan hina.

Mungkin Anda telah dilahirkan dari sumber dan latar belakang yang menyedihkan, tetapi jangan sedih atau kecewa karena itu. Lupakan saja hal itu! Tidak ada yang lebih menyedihkan daripada dilahirkan dari Moab. Tetapi asal Anda mempunyai niat mencari Allah dan mencari umat Allah, dan asal Anda terlibat dengan orang-orang yang tepat seperti Boas, Anda akan masuk ke dalam bagian ganda kenikmatan atas Kristus


Selengkapnya...

PRINSIP RAHAB

Seandainya tidak ada biografi mengenai Kristus di dalam Alkitab kemudian Anda harus menuliskan biografi-Nya, saya percaya Anda pasti tidak akan berani menuliskan nama leluhur yang tidak suci dan lebih memilih menuliskan nama leluhur yang baik seperti misalnya Sara dan Ribka. Namun, silsilah dalam Alkitab meliputi orang-orang yang baik dan yang buruk, bahkan yang buruk lebih banyak daripada yang baik

Dari silsilah Kristus kita telah nampak bahwa leluhur-Nya mencakup segala macam orang: yang rendah, yang tinggi, yang baik, yang buruk, nenek moyang, raja-raja, rakyat jelata, tawanan, orang-orang yang terpulih, dan bahkan perempuan yang jelek reputasinya. Namun, kita harus sadar, ada beberapa prinsip yang menentukan di sini. Dari hidup orang-orang ini, kita dapat menemukan beberapa prinsip yang mengatur hubungan kita dengan Kristus.

Marilah kita lihat kisah Rahab. Rahab adalah seorang perempuan sundal di Yerikho ( Yos. 2:1). kota yang dikutuk oleh Allah untuk selamanya (Yos 6:26). Sesudah dia berpaling kepada Allah dan kepada umat Allah (Yos. 6:22-23; Yos. 6:25; Ibr. 11:31). dan menikah dengan Salmon, seorang pemimpin suku Yehuda, suku yang terkemuka (1Taw. 2:10-11) dia melahirkan Boas, orang yang saleh, yang menjadi perantara kedatangan Kristus. Bagaimanapun latar belakang kita, jika kita berpaling kepada Allah dan umat-Nya, dan menyatukan diri dengan orang-orang yang tepat di antara umat Allah, kita akan menghasilkan buah yang tepat dan berbagian dalam kenikmatan hak kesulungan Kristus.


Selengkapnya...

KRISTUS DAN LIMA WANITA

Pernahkah Anda membayangkan sebelumnya bahwa di dalam silsilah yang melahirkan Kristus yang ilahi mempunyai nenek moyang seorang pelacur. Jika Anda belum pernah membayangkan satu kali pun. inilah saatnya Anda bersiap-siap menerima kenyataan ini. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Cara penulisan silsilah di dalam kitab Matius tergolong istimewa, ia melanggar kebiasaan orang Yahudi menulis silsilah. Jika Anda melihat cara bangsa Yahudi menulis silsilah di dalam Perjanjian Lama maka Anda tidak akan menemukan nama seorang wanita di dalamnya. Yang biasa dicantumkan adalah nama para lelaki. Nah, istimewa bukan kalau Matius mencantumkan bahkan lima wanita sekaligus yaitu Tamar, Rahab, Rut, Batsyeba (semula istri Uria), dan Maria. Dari lima orang itu, hanya satu yang masih perawan - Maria, keturunan suku terpilih. Dari dia, Kristus dilahirkan secara langsung.

Tahukah Anda riwayat Tamar? Ia adalah menantu perempuan Yehuda. Yehuda justru mempunyai anak kembar dari menantunya ini (Kej. 38:24-30). Alangkah mengerikan! Perempuan kedua yang disebutkan di sini ialah Rahab, perempuan sundal dari Kota Yerikho. Nama perempuan ketiga ialah Rut, perempuan Moab. Orang Moab tidak diizinkan masuk ke dalam jemaah TUHAN, bahkan sampai keturunan yang kesepuluh pun tidak diizinkan masuk ke dalam jemaah TUHAN, sampai selama-lamanya (Ul. 23:3). Orang Moab adalah keturunan Moab yang diperanakkan dari Lot dengan anak perempuannya! Perempuan keempat ialah Batsyeba, istri orang Kanaan bernama Uria yang “dibunuh” oleh Daud. Daud mengambilnya sebagai istri, dan memperanakkan Salomo.

Mengapa catatan singkat ini menyebutkan semua perempuan tersebut? Karena mereka adalah wakil-wakil kita. Janganlah mengira bahwa Anda adalah orang yang bersih. Jangan mengira Anda lebih bersih daripada keempat perempuan tersebut. Telusurilah asal-usul Anda. Anda akan menemukan bagaimana dan dari siapa kakek Anda dilahirkan, bagaimana dan dari siapa ayah Anda dilahirkan, dan bagaimana dan dari siapa pula Anda dilahirkan! Kita semua lebih buruk. Tetapi semua orang yang buruk ini termasuk dalam silsilah Kristus. Puji Tuhan! Ia benar-benar Juruselamat orang dosa.

Di samping keempat perempuan yang menikah lagi tersebut, terdapat seorang perawan, yaitu Maria, ibu Yesus. Ia adalah seorang perempuan yang baik, murni, dan suci. Ini menunjukkan bahwa semua orang yang disebutkan dalam kitab silsilah ini adalah orang-orang dosa kecuali Yesus. Kecuali Yesus, semua lainnya adalah orang-orang yang tidak bersih.



Selengkapnya...

ISHAK DAN KRISTUS

Kalau Anda ingin menjemput saudara Anda yang belum pernah Anda temui sebelumnya, paling baik menurut saya, jangan hanya membawa spanduk yang berisikan tulisan nama saudara Anda tersebut. Bawalah juga photo saudara Anda itu untuk memastikan bahwa orang yang datang kepada Anda adalah benar-benar saudara Anda. Amatilah dengan seksama orang yang datang kepada Anda ketika ia mulai mengisyaratkan bahwa dirinyalah nama yang tertera di spanduk Anda apakah sesuai dengan gambaran yang ada di dalam photo. Jangan terlalu lama memandangi photo itu, karena yang asli sudah datang Anda harus segera menyambutnya bila perlu membawakan bagasinya. Demikian Anda pasti tidak akan salah menjemput dan Anda pastinya menjadi penjemput yang baik.

Bukan kebetulan kalau injil Matius menyebutkan bahwa Kristus adalah Anak Abraham, karena memang Ia berada dalam garis keturunan Abraham. Namun kalau kita telusuri lebih lanjut kita akan menemukan sesuatu yang luar biasa. Kita pasti akan segera memuji kepada Tuhan. Anak Abraham secara langsung adalah Ishak. Kalau kita mengamati kehidupan Ishak kita akan menemui banyak kesamaan dengan kehidupan Tuhan Yesus karena Ishak adalah lambang Kristus sebagai anak Abraham, yang mewarisi janji dan berkat yang Allah berikan kepada Abraham (Kej. 22:17-18; Gal. 3:16, 14). Ini seperti Ishak adalah photonya sedang Kristus adalah realitasnya-yaitu orangnya yang asli.

Mari kita melihat cerita bagaimana Abraham mempersembahkan Ishak di dalam Kejadian Pasal 22. Perihal Abraham mempersembahkan anak tunggal yang dikasihinya, Ishak, di atas mezbah adalah gambaran jelas Allah Bapa mempersembahkan Anak Tunggal yang dikasihi-Nya, Yesus Kristus, di kayu salib. Dalam gambaran ini Ishak melambangkan Kristus secara terperinci.

Ishak sebagai anak tunggal Abraham (ay. 2, 12, 16), melambangkan Kristus sebagai Putra Tunggal Allah Yoh. 3:16 ). Ishak adalah anak yang dikasihi Abraham (ay. 2), dan Kristus adalah Anak yang dikasihi Bapa, yang kepada-Nya Bapa berkenan (Mat. 3:17). Ishak mengambil kehendak ayahnya (ay. 6), dan Kristus juga memilih kehendak Bapa-Nya (Mat. 26:39). Ishak taat sampai mati (ay. 9-10); demikian juga, Kristus taat sampai mati (Flp. 2:8). Ishak memikul kayu untuk kurban bakaran dan berjalan ke atas Gunung Moria (ay. 6); demikian pula, Kristus memikul salib-Nya dan berjalan ke Golgota (Yoh. 19:17). Ishak dipersembahkan kepada Allah sebagai kurban bakaran di Gunung Moria; Kristus juga dipersembahkan kepada Allah di bukit yang sama untuk menggenapkan lambang kurban bakaran. Ishak "dibunuh" di atas mezbah dan dikembalikan kepada Abraham pada hari ketiga, yaitu, dalam kebangkitan (ay. 4, 10-13; Ibr. 11:19); dengan cara yang sama, Kristus disalibkan di kayu salib dan dibangkitkan pada hari ketiga (1Kor. 15:4). Ishak berkembang biak dalam kebangkitan (ay. 17); Kristus juga berkembang biak dalam kebangkitan-Nya (Yoh. 12:24; 1Ptr. 1:3). Ishak adalah keturunan Abraham untuk menjadi berkat semua bangsa (ay. 18); demikian juga, Kristus adalah keturunan unik Abraham yang di dalam-Nya berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa (Gal. 3:8, Gal. 3:14, Gal. 3:16). Ishak mengambil Ribka, seorang perempuan kafir, sebagai istrinya (Kej. 24:61-67). Dalam menggenapi lambang ini, Kristus pun mengambil gereja sebagai mempelai perempuan-Nya dari bangsa kafir.

Moria Artinya penglihatan dari Jah. (Yahwe). Gunung Moria, tempat pilihan Allah, akhirnya menjadi Bukit Sion, tempat untuk bait (2Taw. 3:1) dan pusat tanah permai. Abraham adalah orang pertama yang menyembah Allah dengan kurban bakaran di Bukit Sion. Selanjutnya, keturunan Abraham, bangsa Israel, diperintahkan oleh Allah untuk pergi tiga kali setahun ke tempat ini untuk menyembah Allah dan di sana mempersembahkan kurban bakaran kepada-Nya (Ul. 16:16; Mzm. 132:13). Hari ini, kaum beriman Perjanjian Baru, keturunan Abraham yang rohani, ada di atas Bukit Sion (Ibr. 12:22-23). Akhirnya, kita semua akan bergabung dengan Abraham untuk menyembah Allah di atas Bukit Sion kekal, Yerusalem Baru (Why. 21:22).


Selengkapnya...

SALOMO DAN KRISTUS

Banyak orang mengagumi Salomo. Kalau kita menanyakan kepada orang Salomo yang mereka kenal maka akan banyak kisah yang dapat diceritakan. Entah itu hikmatnya, ketampananya, hartanya dan sebagainya tergantung minat mereka mengenai Salomo. Namun tahukah Anda hubungan antara Salomo dan Kristus?

Injil Matius menyebutkan bahwa Kristus adalah Anak Daud (Mat. 22:42, 45; Why. 22:16). Salomo, anak Daud, adalah lambang Kristus dalam tiga aspek utama. Pertama, ia adalah lambang Kristus yang mewarisi kerajaan (2 Sam. 7:12b, 13a; Yer. 23:5; Luk. 1:32-33). Kedua, Salomo memiliki kebijaksanaan dan mengucapkan kata-kata hikmat. Dalam Matius 12, kita nampak bahwa Kristus juga memiliki hikmat dan mengucapkan kata-kata hikmat. Dalam pasal ini Kristus menyebut diri-Nya sebagai Salomo yang
lebih besar (ayat 42). Di sini ada yang lebih besar daripada Salomo, dan Dia mengucapkan kata-kata hikmat. Tidak ada perkataan manusia yang bijaksana seperti perkataan Kristus. Ketiga, Salomo membangun Bait Allah (2 Sam. 7:13a). Sebagai anak Daud, Kristus membangun Bait Allah, yaitu Gereja.


Selengkapnya...

KRISTUS ANAK DAUD ANAK ABRAHAM

Suatu kali saya membaca koran lokal yang berbahasa batak, pada halaman akhirnya ada tarombo dari satu marga tertentu. Disana tertera silsilah dengan Raja Batak di tempat yang paling tinggi kemudian dirunut sampai marga tersebut. Dalam hati saya kagum juga, orang batak ini seperti layaknya orang Yahudi saja mencatat silsilahnya dengan rinci.

Kalau kita mengamati silsilah Tuhan Yesus di dalam kitab Matius kita melihat satu urutan yang terbalik, mungkin pikiran kita mengatakan, bukankah seharusnya disebutkan bahwa Kristus adalah anak Abraham, Anak Daud. Kok malah ditulis sebaliknya Ya. Apakah Alkitab keliru ya nulisnya. Jangan terburu-buru menebak. Jurus paling aman kalau membaca Alkitab adalah mengatakan Amin!! terhadap setiap Firman-Nya. Itu kan pikiran kita bukan pikiran Tuhan.

Urutan yang terbalik ini mengandung suatu makna rohani. Kristus sebagai Anak Daud disebutkan pertama untuk menekankan bahwa Kristus adalah Raja yang mewarisi takhta Daud maka dari injil Matius mempersaksikan Kristus adalah Raja, Kristus Allah yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama yang membawa Kerajaan Surga ke bumi.

Di dalam silsilah Kristus dalam Injil Matius ada beberapa hal lagi yang membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah Raja penyelamat. Berbeda dengan silsilah yang terdapat di dalam Injil Lukas, yang membuktikan bahwa Dia adalah seorang manusia yang tepat, gelar Kristus tidak disebutkan (Luk 3:23-38). Namun dalam silsilah Kristus yang terdapat di dalam Injil Matius, yang membuktikan bahwa Dia adalah Raja, Kristus Allah, gelar Kristus ditekankan berulang-ulang (ayat 1, 16-17).

Kristus di dalam silsilah ini adalah keturunan dari Yehuda. Meskipun bukan anak sulung dari Yakub, Yehuda memperoleh hak kesulungan. Hak kesulungan benih yang dijanjikan terdiri dari dua bagian atas tanah, jabatan imam, dan jabatan raja. Ruben, sebagai anak sulung Yakub, seharusnya mewarisi hak kesulungan. Tetapi karena kecemarannya, dia kehilangan hak kesulungan itu (Kej. 49:3-4; 1Taw. 5:1-2). Dua bagian atas tanah beralih kepada Yusuf melalui kedua anaknya, Manasye dan Efraim (Yos. 16:17). jabatan imam beralih kepada Lewi (Ul. 33:8-10). dan jabatan raja diberikan kepada Yehuda (Kej. 49:10; 1Taw. 5:2). Karena itu, Kristus, Raja dalam Kerajaan Allah, adalah keturunan Yehuda ( Ibr. 7:14). sebagai keturunan Yehuda, Dia mewarisi Kerajaan.

Kerajaan tempat Kristus menjadi Raja tersusun dari keturunan Abraham, meliputi keturunannya dalam daging dan keturunannya dalam iman. Jadi, silsilah Kristus dalam Injil Matius dimulai dengan Abraham, bapa ras yang terpanggil, tidak dimulai dengan Adam, bapa ras ciptaan. Kerajaan Allah tidak dibangun dengan ras Adam yang tercipta, melainkan dengan ras Abraham yang terpanggil, yang meliputi orang Israel sejati (Rm. 9:6-8) dan kaum beriman dalam Kristus (Gal. 3:7; Gal. 3:9; Gal. 3:29).

Halleluya melalui Kristus hari ini kita menjadi ras yang terpanggil yang berbagian didalam Kerajaan Allah.


Selengkapnya...

EMPAT BIOGRAFI KRISTUS

Kalau saya berkenalan dengan orang baru dan saya ingin membuat kesan secara fisik mengenai orang ini di dalam benak saya, maka dengan tanpa disadarinya saya mencoba mengamati dengan detil orang itu dalam empat sisi: depan, samping kiri, samping kanan, dan belakang juga-mungkin Anda tidak begitu percaya. Tapi percayalah anda akan menemukan bagian-bagian khusus yang membuat Anda tidak dapat melupakan orang itu. Cukup efektif untuk terus mengenang mereka.

Untuk membawa kita mengenal Kristus, pada awal Perjanjian Baru menyajikan empat biografi untuk menggambarkan empat aspek utama dari Kristus yang almuhit ini. Injil Matius mempersaksikan bahwa Dia adalah Raja, Kristus Allah yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, yang membawa Kerajaan Surga ke bumi. Injil Markus memberi tahu kita, bahwa Dia adalah hamba Allah, yang berjerih lelah bagi Allah dengan setia. Catatan dalam Markus paling sederhana, karena hamba Allah tidak memerlukan catatan yang rinci. Injil Lukas menyajikan gambaran penuh tentang Dia sebagai satu-satunya manusia yang tepat dan normal, yang pernah hidup di bumi ini; sebagai manusia semacam itu, Dia adalah penyelamat manusia. Injil Yohanes mengungkapkan Dia sebagai Anak Allah, diri Allah sendiri yang adalah hayat bagi umat Allah.

Di antara keempat kitab Injil, Matius dan Lukas memiliki catatan silsilah; Markus dan Yohanes tidak. Untuk mempersaksikan bahwa Yesus adalah Raja, Kristus Allah yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, Matius perlu menunjukkan nenek moyang dan status Raja ini, untuk membuktikan bahwa Dia adalah pengganti yang tepat dari takhta Daud. Untuk membuktikan bahwa Yesus adalah manusia yang tepat dan normal, Lukas perlu menunjukkan asal-usul manusia ini, untuk menyatakan bahwa Dia memenuhi syarat menjadi Penyelamat manusia. Sebagai catatan seorang hamba, Markus tidak perlu memberitahukan asal-usul-Nya. Untuk menyingkapkan bahwa Yesus adalah Allah yang sejati, Yohanes juga tidak perlu memberikan silsilah insani-Nya; sebaliknya, dia menyatakan bahwa sebagai Firman Allah, Dia adalah Allah yang sejati sejak semula.

Ada satu gambaran yang luar biasa di dalam Yehezkiel 1:10 dan Wahyu 4:7 yang berpadanan dengan gambaran kehidupan Kristus di dalam kempat injil. Disana terdapat empat mahluk hidup dengan empat muka. Muka manusia menunjukkan bahwa makhluk-makhluk hidup itu hidup dalam keinsanian yang tepat, yaitu keinsanian Yesus. Muka singa menunjukkan bahwa dalam hubungannya dengan dosa, dunia, dan Iblis, mereka berani, kuat, menang, dan memerintah (Why 5:5; Rm. 5:17). Muka lembu menunjukkan bahwa mereka rela memikul beban, berjerih lelah, dan bahkan mengorbankan diri mereka sendiri (1Kor 15:10, 1Kor 15:58; Kis 20:24; Flp 2:30). Muka rajawali menunjukkan bahwa makhluk-makhluk hidup itu unggul, membubung, dan penuh dengan kuasa dalam hayat Allah (Yoh 6:15; Flp 4:12-13). Empat muka dari empat makhluk hidup ini menggambarkan kehidupan Kristus seperti yang dilukiskan dalam empat Injil: Injil Matius menunjukkan Kristus sebagai seekor singa, Raja kerajaan Allah; Injil Markus menggambarkan Dia sebagai seekor lembu, Hamba Allah; Injil Lukas melukiskan Dia sebagai seorang manusia, Manusia-Penyelamat; dan Injil Yohanes menunjukkan Dia sebagai seekor rajawali, yaitu Allah.

Semoga dapat memberi kesan kepada Anda untuk lebih giat mengenal Kristus di dalam Alkitab. Have a nice reading!!

Selengkapnya...

14 Mei 2008

KRISTUS, KRISTUS DAN KRISTUS

Bila Anda membuka Alkitab perjanjian baru maka pada bagian awal kitab ini Anda akan disuguhi tujuh belas ayat yang berisi nama-nama di dalam perjanjian lama, nampaknya membosankan bukan melihat nama-nama yang sebagian besar tidak familiar berseliweran disana-sini?. Tapi nanti dulu, jangan sampai Anda melewatkannya. Kalau kita bersabar sedikit saja, merunut nama-nama ini satu demi satu maka kita akan mendapatkan makna rohani yang besar di dalamnya.

Saya punya alkitab perjanjian lama dan perjanjian baru dalam jilid yang terpisah beratnya kalau digabung sekitar tiga kilo. Cukup berat dan tebal. Kalau saya membawanya bersamaan pergi beribadah cukup merepotkan. Kalau mau membacanya lembar per lembar cukup perlu kesetiaan. Nah kalau ada beberapa kalimat saja yang bisa menyimpulkan isinya tentu Anda dan saya akan berterima kasih. Benar bukan?

Alkitab adalah kitab hayat dan hayat ini adalah persona yang hidup yaitu Kristus yang ajaib dan almuhit. Perjanjian Lama memberi kita satu gambaran, dalam lambang, nubuat, mengenai persona yang ajaib ini, sebagai yang akan datang . Dalam Perjanjian Baru, persona yang ajaib ini telah datang. Dalam memperkenalkan persona yang ajaib ini kepada kita, halaman pertama Perjanjian Baru memaparkan silsilah-Nya. Silsilah ini dapat dianggap ekstrak Perjanjian Lama, yang merupakan silsilah Kristus secara rinci.

Saya paling tidak suka melewatkan jus kegemaran saya terong belanda, karena merupakan suatu kehilangan yang besar bagi saya. Kalau saya melewatkan nama-nama ini pasti lebih celaka, kehilangan makna rohani yang tidak ternilai.

Marilah kita lihat nama pertama yaitu Yesus. Tahukah Anda nama pertama dan nama terakhir (Why. 22:21) dalam Perjanjian Baru adalah Yesus. Mungkin Anda sedikit terkejut, kalau demikian Anda boleh menceknya sebentar. Benar bukan? Lalu apa maknanya? Hal ini membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah inti dan isi Perjanjian Baru.

Sampai disini sudah cukup memberikan bantuan untuk memasuki perjanjian baru. Jadi kalau saya coba cari yang macem-macem waktu baca perjanjian baru pasti bakalan nggak ketemu deh. Harus cari Kristus, Kristus dan Kristus. Amin


Selengkapnya...

TIGA JENIS MANUSIA DAN ALKITAB

Seorang hamba Tuhan yang sangat berbobot suatu kali pernah mengatakan bahwa Alkitab itu seperti sebuah tambang emas. Kita perlu menggalinya untuk mendapatkan emas ini. Semakin menggali semakin mendapatkan banyak emas. Alkitab dapat menjadi satu kekayaan rohani yang tidak terbatas bagi Anda. Kekayaan itu dapat menjadi milik Anda tetapi Ia menunggu satu hal dari Anda agar Anda bisa memiliki kelimpahannnya. Anda perlu menjadi manusia yang rohani.

I Korintus 2 dan 3 menunjukkan kepada kita tiga jenis manusia:

Pertama, manusia duniawi. Manusia semacam ini hanya memiliki kemampuan jiwani. Kita dapat menyebutnya manusia jiwani. Manusia duniawi adalah manusia yang belum dilahirkan kembali; ia tidak memiliki roh kelahiran kembali dan tidak memiliki organ yang tepat untuk memahami firman Allah. Orang semacam ini tidak dapat memahami Alkitab.

Kedua, manusia daging. Manusia jenis ini memiliki hayat dan Roh Allah di dalamnya. Tetapi ia hidup tidak menurut roh itu tetapi menurut daging. Ia memiliki roh kelahiran kembali, tetapi ia tidak menggunakan rohnya atau menyerahkan dirinya pada pengaturan rohnya. Ia memiliki roh, tapi ia tidak tunduk di bawah pengaturan roh itu atau mengijinkan roh itu mengambil alih segala sesuatu. Alkitab menyebut orang ini daging. Ia memiliki pemahaman yang sangat terbatas mengenai Alkitab. Ia hanya dapat minum susu, bukan makanan keras. Susu adalah sesuatu yang dicerna dahulu oleh seorang ibu. Ini mengacu kepada wahyu tidak langsung, wahyu yang tidak datang kepada seseorang secara langsung. Orang yang minum susu tidak dapat menerima wahyu langsung dari Allah. Ia menerima wahyu dari orang rohani lainnya, yang mengalihkan wahyu itu kepadanya.

Ketiga, manusia rohani. Orang macam ini memiliki Roh Allah. Ia bekerja di bawah kuasa Roh yang hidup dan berjalan sesuai dengan prinsip roh. Banyaknya wahyu yang ia terima tidak terbatas. Firman Allah berkata bahwa perkara rohani hanya dapat dikenali oleh manusia rohani.

Untuk mempelajari Alkitab, kita harus mengingat syarat dasar ini: kita harus menjadi rohani dan hidup menurut roh.


Selengkapnya...

ALKITAB DAN POHON MANGGA

Seandainya anda membawa seorang yang dilahirkan buta ke suatu taman dan berkata kepadanya bahwa dia sedang berdiri di depan sebuah pohon mangga. Anda dapat menjelaskan kepada orang buta tersebut bagaimana bentuk buahnya. Tetapi akankah dia mengerti perkataan Anda? Bahkan jika dia sangat pandai, mempunyai daya pembeda yang baik, dan memiliki telinga yang sangat tajam, dia akan tetap tidak mengerti bagaimana rupa pohon mangga. Anda dapat mengatakan betapa hijaunya, tetapi dia tidak akan mengerti apa itu hijau. Alam suara berbeda dengan alam penglihatan, dan alam penglihatan berbeda dengan alam pikiran.

Dengan cara yang sama, seseorang harus melatih rohnya sebelum ia dapat menyadari alam rohani. Mereka yang memiliki mata mungkin tidak benar-benar melihat; seseorang harus melatih fungsi matanya sebelum ia dapat melihat. Orang buta tidak dapat melihat pohon mangga. Orang dengan mata yang baik hanya akan dapat melihat pohon mangga jika ia membuka matanya. Orang buta tidak dapat melihat pohon mangga dengan telinganya. Seseorang yang normal juga tidak dapat melihat jika ia hanya menggunakan telinganya. Permasalahan hari ini adalah yang buta tidak memiliki mata untuk melihat pohon mangga, sementara yang memiliki mata sehat berusaha mendengarkan pohon mangga dengan telinga mereka.

Manusia duniawi tidak dapat mengenal Allah; tidak ada seorang pun yang dapat mengenal Dia dengan menggunakan perasaan duniawi. Akan tetapi orang yang memiliki roh kelahiran kembali juga tidak akan dapat mengenal Allah jika ia hanya menggunakan jiwanya. Ini bukan berarti bahwa siapa pun yang memiliki roh dapat mengenal Allah. Bahkan setelah Roh Allah masuk ke dalam seseorang, masih mungkin bagi orang tersebut untuk tidak mengenal Allah. Hikmat dan kepandaian tidak menolong orang yang belum percaya untuk mengenal Allah; juga tidak dapat membantu orang Kristen mengenal Allah. Pengetahuan tidak membantu orang yang belum percaya memahami Alkitab; juga tidak membantu seorang Kristen untuk memahami Alkitab.

Cara untuk memahami Alkitab adalah dengan roh. Ini bukan hanya perkara memiliki roh, tetapi perkara menjadi rohani. Tidak ada seorang pun yang berkata bahwa ia memiliki roh tetapi tidak perlu hidup seturut dengan rohnya itu dan sebaliknya dapat hidup dengan caranya yang lama. Cara yang demikian tidak dapat diterima ketika seseorang tidak memiliki roh kelahiran kembali; juga tidak dapat diterima sekarang setelah ia memiliki roh kelahiran kembali. Cara dasar untuk memahami Alkitab adalah melalui roh. Inilah alasan yang Paulus tunjukkan kepada kita dalam 1 Korintus 2 bahwa permasalahannya bukan pada memiliki roh atau tidak memiliki roh, tetapi pada rohani atau tidak rohani. Perkara rohani hanya dapat dikenali oleh manusia rohani.
Selengkapnya...

MENAFSIRKAN PERKARA ROHANI KEPADA MANUSIA ROHANI

Sekarang Anda sudah menerima kabar baiknya dan juga sudah punya satu aturan ditangan Anda bahwa setelah seseorang menjadi Kristen, dia seharusnya mengenal perkara-perkara Allah. Lalu mungkin Anda akan berkata, “Halleluya, jika demikian aku akan rajin membaca Alkitab, aku ingin mengenal kedalaman Allah, Hari ini aku akan meluangkan waktu lima jam untuk membaca Alkitab hari ini”. Begitu memasuki setengah jam berikutnya mungkin pertanyaan ini segera muncul di dalam diri Anda, “Aku sudah dilahirkan kembali, dan aku memiliki roh kelahiran kembali. Tetapi mengapa aku tidak dapat belajar Alkitab dengan baik? Mengapa Alkitab seperti buku yang tertutup bagiku?

Kita perlu melihat hubungan lebih jauh antara Roh itu dengan Alkitab seperti yang disampaikan Paulus di dalam 1 Korintus 2:1-13. Dalam membaca bagian ini, kita menemukan hubungan antara Roh itu dan Alkitab. Paulus berkata di sini tentang firman yang diwahyukan oleh Roh itu, yang diajarkan oleh Roh itu, dan perkataan hikmat dari Roh itu, bukanlah perkataan hikmat dari manusia. Apakah itu perkataan hikmat dari manusia? Apa yang dilihat oleh mata, apa yang didengar oleh telinga, dan apa yang timbul di dalam hati—inilah perkataan-perkataan manusia. Dari manakah wahyu yang diterima Paulus? Wahyunya datang dari Roh Kudus, karena hanya Roh Kudus yang mengetahui hal-hal tentang Allah. Bagaimana manusia mendapatkan wahyu dari Roh Kudus? Paulus memberitahu kita bahwa untuk memilikinya, kita perlu memiliki Roh Allah. Ini sama dengan apa yang kita lihat sebelumnya pada Injil Yohanes. Disana dikatakan bahwa tidak ada seorangpun yang mengerti hal-hal tentang Allah selain Roh Allah. Kemudian, karena itu, siapa saja yang tidak memiliki Roh Allah tidak mengerti hal-hal tentang Allah. Paulus melanjutkan lebih jauh bahwa dia tidak mengucapkan perkataan-perkatan ini menurut pemberitaan yang unggul atau hikmat, juga bukan dari perkataan hikmat ajaran manusia, tetapi di dalam perkataan yang diajarkan oleh Roh itu, membicarakan perkara rohani kepada manusia rohani.

Di sini Paulus berkata bahwa hal-hal rohani hanya dapat disekutukan kepada manusia rohani. Ada beberapa hal yang tidak mungkin dibicarakan kapda beberapa orang; karena hal tersebut ini tidak dapat dibaurkan dengan orang-orang tersebut. Ayat 14 berkata, “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah.” Manusia duniawi bukan hanya tidak menerima hal-hal rohani, tetapi “karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan.” Dia akan berpikir bahwa kaum beriman adalah orang-orang bodoh. Seorang manusia duniawi tidak akan tahu, “dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.” Firman ini menyentuh puncak dari bagian ini. Ini menunjukkan kepada kita bahwa hal rohani hanya dapat dikenali oleh orang yang rohani. Seorang yang duniawi tidak dapat membedakan dan tidak mengerti hal-hal tersebut. Ini tidak ada hubungannya dengan meluangkan waktu atau tidak meluangkan waktu untuk berlatih. Bahkan jika seorang yang duniawi meluangkan seluruh waktunya untuk berjerih-lelah, ia tetap tidak akan dapat dan tidak akan tahu hal-hal tersebut. Dia kekurangan satu karunia yang vital. Suatu deskripsi yang lebih ilmiah tentang ‘manusia duniawi’ adalah manusia jiwa, manusia di bawah kontrol jiwanya sendiri. Berbicara secara rohani, adalah manusia yang belum dilahirkan kembali. Dia sama seperti Adam, jiwa yang hidup, yang tidak memiliki roh Allah di dalamnya dan yang tidak dapat mengenal perkara-perkara Allah.

Sebagai suatu aturan, setelah seseorang menjadi Kristen, dia seharusnya mengenal perkara-perkara Allah. Tetapi mengapa banyak saudara saudari yang tidak mengenal perkara tersebut? Alasannya adalah meskipun mereka telah memiliki roh kelahiran kembali, mereka tidak benar-benar manusia rohani. Penekanan Paulus dalam 1 Korintus 2 dan 3 adalah bukan hanya roh tetapi menjadi rohani. Penekanan Yohanes adalah roh, penekanan Paulus adalah menjadi rohani. Seseorang bukan hanya harus memiliki roh tetapi juga harus menjadi rohani seturut dengan roh tersebut. Seseorang harus memiliki roh; tanpa roh seseorang tidak dapat berbuat apa-apa. Hanya memiliki roh saja, tetapi tanpa hidup di bawah prinsip roh tersebut, yaitu tanpa hidup di dalam roh dan tanpa hidup seturut dengan roh ini untuk menjadi manusia rohani, ini adalah sia-sia

Selengkapnya...

BAGAIMANA JIKA ORANG TIDAK PERCAYA MEMBACA ALKITAB

Karena Alkitab sekarang mudah didapat maka siapa saja bisa membaca Alkitab pun orang yang bukan Kristen. Saya mempunyai kabar buruknya, mungkin Anda akan minder melihat bagaimana cara mereka mengulas Alkitab bahkan walaupun mereka sendiri sebenarnya tidak percaya pada Alkitab sebagai firman Tuhan. Menyedihkan bukan kalau kita yang percaya kepada Tuhan bahkan tidak mengerti dengan apa yang sedang mereka bicarakan. Hal ini seharusnya menjadi dorongan bagi kita untuk terus menuntut firman Tuhan. Namun saya masih menyisakan kabar baiknya bagi Anda yang percaya Tuhan karena Anda masih dapat melakukan apa yang tidak dapat mereka lakukan dan itu membuat perbedaan yang sangat besar.

Allah itu Roh. Kita mengenal Allah hari ini karena kita memiliki roh. Ketika beberapa orang yang belum percaya berargumentasi dengan kita, kita mungkin tidak dapat menandingi mereka dalam hal pandai berbicara atau hikmat, dan kita mungkin tidak dapat memberitahu mereka pengajaran yang mula-mula, tetapi kita memiliki keyakinan bahwa kita mengenal Allah karena kita dilahirkan kembali. Kita memiliki roh kelahiran kembali, dan kita dapat menyentuh Allah dengan roh ini. Bukan masalah apakah kita dapat menghubungkan doktrin atau tidak. Faktanya adalah kita telah menyentuh Allah. Orang yang belum percaya hendak mencari Allah melalui analisa, percampuran, dan alasan. Tetapi bahkan jika analisa, percampuran, dan alasan dapat ditemukan dengan baik, mereka masih tidak percaya kepada Allah, karena Allah tidak pernah dapat dianalisa atau dicampurkan. Ayub berkata, “Dapatkah engkau memahami hakekat Allah, menyelami batas-batas kekuasaan Yang Mahakuasa?” (Ayub 11:7). Tidak seorang pun dapat menemukan Allah dengan penelitian. Hanya ada satu cara untuk menemukan Allah – dengan roh kelahiran kembali. Mereka yang menyentuh Allah dengan roh ini akan secara langsung mengenali Dia. Tidak ada cara lain kecuali cara ini. Untuk mempelajari Alkitab, seseorang harus memiliki roh kelahiran kembali, dengan cara yang sama, dia juga harus memiliki roh kelahiran kembali untuk menyentuh Allah. Misalnya seseorang telah memasang lampu elektrik di rumahnya. Ia ingin menghubungkan lampu dengan sumber tenaga, tetapi yang ia punya hanya kayu, bambu, dan kain; ia tidak memiliki kawat tembaga. Meski ada tenaga pada perusahaan listrik, tenaga itu tidak dapat membuat lampu menyala. Tak peduli berapa banyak kain, bambu, dan kayu yang ia miliki, ia tak dapat terhubung pada listrik. Seorang yang lain mungkin tidak memiliki kain, bambu, atau kayu, tetapi ia memiliki sepotong kecil kawat. Dengan kawat kecil itu ia dapat menyalakan lampu karena kawat menghantarkan listrik. Dengan cara yang sama, seseorang harus memiliki roh kelahiran kembali sebelum ia dapat menyentuh Allah. Ia harus memiliki roh kelahiran kembali sebelum ia dapat menyentuh firman Tuhan.

Hanya satu bagian dari diri kita yang dapat mempelajari Alkitab – roh kelahiran kembali. Jika kita menggunakan bagian yang lain untuk menyentuh Alkitab, kita melakukan sesuatu diluar Allah, dan pekerjaan semacam itu tidak akan menyentuh hal-hal yang berhubungan dengan Allah. Alkitab dapat menjadi perkara daging bagi seseorang atau perkara roh baginya. Jika seseorang tidak memiliki roh yang dilahirkan kembali, dan segala sesuatu yang dia miliki adalah daging dan hal-hal tentang daging, Alkitab akan menjadi perkara daging baginya. Jika seseorang memiliki roh yang dilahirkan kembali , dan roh semacam itu berfungsi di dalam dia, dia akan menyentuh roh ketika dia menyentuh firman Allah. Ini bukanlah berarti bahwa Alkitab dapat menjadi sesuatu selain roh. Alkitab itu sendiri selalu adalah roh.

Tuhan Yesus berkata, “Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna, perkataan-perkataan yang kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.” Firman Tuhan selalu adalah roh. Dan itu adalah roh hanya bagi mereka yang percaya kepada-Nya; tetapi bagi orang-orang yang tidak percaya firman-Nya, hal itu diterima sebagai perkara daging. Banyak orang mempelajari Alkitab dengan cara yang sangat menggelikan, hal ini karena mereka kekurangan roh. Seseorang tidak dapat mempelajari firman Allah menurut pikirannya sendiri atau kepandaiannya sendiri. Dia harus memiliki roh ini sebelum belajar firman Allah

Selengkapnya...

MEMBACA ALKITAB PERLU ROHANI

Kalau kita hari ini hidup di zamannya Jhon Wycliffe kita pasti akan kesulitan mendapatkan Alkitab untuk dibaca kalaupun punya Alkitab juga nggak bakalan ngerti bahasanya karena bahasanya juga nggak diajarkan disekolah umum bahkan ditingkat universitas sekalipun. Sekarang Alkitab dengan mudah kita dapatkan dan juga dapat dibaca dengan mudah karena telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Namun, apakah semua orang bersyarat untuk membacanya? Ya semua orang boleh membacanya karena Alkitab adalah untuk semua orang, tetapi tidak semua orang akan mendapat manfaat yang besar dari Alkitab kalau kita tidak memahami prinsip dasarnya.

Dalam Yohanes 6:63 Tuhan Yesus berfirman, “Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah Roh.” Perkataan di dalam Alkitab bukan hanya huruf tetapi roh. Kita juga harus mengingat firman Tuhan di dalam Yohanes 4:24: “Allah itu Roh dan siapa saja yang menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran.” Di sini Tuhan menunjukkan suatu prinsip dasar: Allah itu Roh, dan manusia hanya dapat menyentuh Dia dengan rohnya. Allah itu Roh, dan kita hanya dapat menyembah-Nya dengan roh kita; kita tidak dapat menyembah Dia dengan hal lain selain roh. Allah itu Roh, dan kita tidak dapat menyembah Dia dengan pikiran, emosi, atau tekad kita. Kolose 2:23 berbicara tentang “ibadah buatan sendiri”. Ini berarti penyembahan dengan tekad. Hal ini tidak benar karena Allah itu Roh, dan oleh sebab Dia adalah Roh, mereka yang menyembah-Nya harus menyembah di dalam roh. Yohanes 6 berkata bahwa perkataan Tuhan adalah roh. Prinsip dasarnya sama: karena perkataan-Nya adalah roh, kita harus membacanya di dalam roh. Dengan kata lain, kita hanya dapat menyentuh hal-hal rohani dengan roh.

Alkitab bukan hanya sebuah buku dengan berlembar-lembar kata-kata atau huruf-huruf yang tercetak. Sifat dasar dari Alkitab adalah roh. Karena alasan ini, setiap orang yang membacanya harus mendekatinya dengan rohnya; harus dibaca dengan roh. Roh yang kita maksudkan adalah roh yang dimiliki oleh setiap orang yang telah dilahirkan kembali. Kita menyebut roh ini sebagai “roh kelahiran kembali”. Tidak setiap orang memiliki roh ini. Oleh sebab itu, tidak semua orang dapat membaca Alkitab dengan baik. Hanya mereka yang memiliki roh ini yang dapat membaca Alkitab dengan baik; mereka yang tidak memiliki roh ini tidak dapat membacanya dengan baik. Roh ini diperlukan untuk menyembah Tuhan. Roh yang sama pula diperlukan untuk membaca Alkitab dengan baik. Tanpa roh ini, manusia tidak dapat mengenal Allah. Tanpa roh ini, dia juga tidak dapat mengenal Alkitab. Mungkin kita dilahirkan dalam suatu keluarga Kristen. Sebelum kita dilahirulangkan, kita mungkin telah membaca Alkitab, tetapi kita tidak dapat mengerti. Kita memahami sejarah dan fakta-fakta yang tercatat di dalam Alkitab, tetapi kita tidak memahami Alkitab itu sendiri. Ini tidak mengherankan, karena firman Allah adalah roh. Jika kita tidak menggunakan roh kita, kita tidak dapat membaca buku ini.

Kapankah seseorang mulai dapat memahami Alkitab? Pada hari ia menerima Tuhan, ia pun mulai dapat memahami Alkitab. Mulai sejak saat itu, Alkitab akan menjadi buku baru baginya; ia akan mulai memahami dan memustikakan buku ini. Meskipun ia mungkin tidak mengerti segala sesuatu di dalamnya, ia akan mulai mencintainya. Ia akan membacanya setiap hari dan setiap tahun. Jika ia melewatkan pembacaannya, ia akan merasa lapar; ia akan merasa ada yang hilang di dalam hidupnya. Ketika ia membaca firman Tuhan dengan cara yang demikian, ia akan mulai memahaminya. Ia dapat memahaminya karena ia telah dilahirkan kembali. “Apa yang dilahirkan dari Roh adalah roh” (Yohanes 3:6). Kita harus mengambil Yohanes 4:24, 6:63, dan 3:6 secara bersamaan: “Allah itu Roh”, “Perkataan-perkataan yang Kukatakan … adalah roh”, dan “Apa yang dilahirkan dari Roh adalah roh”. Perkataan di dalam Alkitab adalah roh. Hayat yang didapatkan manusia ketika dilahirulangkan adalah roh, dan perlu manusia dengan roh untuk membaca perkataan-perkataan roh. Hanya dengan demikian Alkitab akan bersinar di dalam dia, dan hanya dengan demikian hal itu akan bermanfaat baginya.

Tidak peduli betapa pandai dan betapa tinggi pendidikan seseorang, selama dia belum dilahirkan kembali, buku ini akan menjadi suatu misteri baginya. Seorang yang telah dilahirkan kembali, mungkin dia adalah seorang tidak begitu terdidik, tetapi dia lebih bersyarat untuk membaca Alkitab dibandingkan dengan seorang profesor yang belum dilahirulangkan. Orang yang pertama memiliki roh kelahiran kembali, sedang orang yang berikutnya tidak memiliki roh semacam itu. Alkitab bukan dipahami dengan talenta, riset, atau kepandaian. Karena firman Allah adalah roh, hanya seseorang dengan roh kelahiran kembali yang dapat memahaminya. Akar atau sifat dasar, dari Alkitab adalah rohani. Jika seseorang tidak memiliki roh kelahiran kembali, dia tidak dapat memahami buku ini; Alkitab akan menjadi buku yang tertutup baginya.

Selengkapnya...

APAKAH ALKITAB FIRMAN TUHAN

Alkitab adalah buku yang paling laris sepanjang masa. Alkitab adalah buku yang paling sering dibaca dan dikaji, dan buku yang paling kontroversial di muka bumi hari ini. Ada orang menatakan bahwa Alkitab adalah firman Allah, sedangkan orang lain mempersoalkan kesahihan pernyataan itu. Banyak alasan untuk mempercayai Alkitab adalah firman Allah. Kita akan melihat beberapa alasan pokok dan mengajak Anda membaca dengan pikiran yang terbuka dan mengambil kesimpulan sendiri.

Empat Kriteria Memastikan Firman Allah

Allah menciptakan manusia dan ingin berkomunikasi dengan manusia. Tentu dapat dimengerti bahwa Dia akan melakukannya melalui sebuah buku, sesuatu yang tidak dapat berubah dan dapat dipahami oleh manusia. Buku semacam ini tentu harus memenuhi beberapa kriteria. Kalau Anda hendak membuktikan Allah adalah sumber buku itu, tentunya standar moralitas buku itu harus sepadan dengan standar moralitas Allah, yang pasti melampaui standar moral tertinggi dari umat manusia. Buku itu harus mewahyukan Allah dan Tujuan Allah menciptakan manusia; buku itu harus mudah didapat dimana-mana. Alasan mengapa kita mempercayai Alkitab sebagai firman Allah adalah: Alkitab memenuhi semua kriteria di atas

Alkitab Mengandung Standard Moralitas Tertinggi

Standard moralitas Alkitab jelas lebih tinggi karena standard Alkitab berpadanan dengan kasih dan keadilan Allah. Beberapa bubuku lainnya mengizinkan poligamai. Hanya Alkitab mengemukakan satu suami satu istri. Alkitab tidak hanya menyalahkan perceraian, bahkan menyalahkan nafsu terhadap orang lain di dalam hati seseorang, dan menganggapnya sebagai perzinaan. Disamping itu, hanya Alkitab yang mengajarkan bahwa membenci orang lain dalam hati sama dengan membunuh (karena pembunuhan berasal dari hati yang penuh kebencian). Alkitab tidak hanya mengajarkan orang agar tidak membenci musuhnya, tetapi juga mengajarkan mereka untuk mengasihi musuh mereka. Hanya Alkitab yang menggambarkan standard kasih yang tertinggi, kasih yang sepenuhnya bebas dari segala kepentingan pribadi, rasa dengki dan kesombongan. Masyarakat yang benar-benar mengikuti Alkitab, dijamin memiliki kasih, kesatuan, damai sejahtera dan kesentosaan.

Alkitab mewahyukan Allah, siapa Dia, apa yang hendak Dia lakukan, asal-usul manusia, dan tujuan Allah menciptakan manusia. Beberapa buku lainnya tidak dengan jelas tujuan Allah terhadap manusia. Dalam beberapa buku itu, hubungan Allah dengan manusia hanya digambarkan seperti hubungan Pencipta dengan mahluk ciptaan, antara Hakim dengan terdakwa, yang akan memberikan pahala kepada orang-orang yang “baik”. Namun Alkitab mewahyukan bahwa Allah menciptakan manusia sebagai wadah (bejana) untuk menampung-Nya sebagai hayat, sehingga manusia dapat mengekspresikan Allah dalam pekerti ilahi-Nya dan mewakili Allah berkuasa di bumi. Jadi, Alkitab tidak hanya mewahyukan penciptaan Allah atas diri manusia tetapi juga mewahyukan kehendak Allah untuk hidup di dalam manusia, sehingga manusia dapat hidup di dalam-Nya, yang menghasilkan kesan mutlak antara Allah dengan manusia. Tidak ada buku lain yang mewahyukan Allah dengan tujuan-Nya atas diri manusia.

Alkitab Adalah Buku Yang Paling Mudah Didapat

Terakhir Alkitab adalah buku yang paling mudah didapat manusia. Seluruh Alkitab atau bagian-bagian Alkitab telah diterjemahkan ke dalam kurang lebihdua ribu bahasa. Pada tahun 1989, 600 juta jilid telah disebar ke seluruh dunia yang berpenduduk sekitar 5,5 milyar jiwa. Alkitab jelas telah menjenuhi dunia ini. Ini dikarenakan Alkitab adalah buku yang berisikan komunikasi Allah dengan manusia. Orang-orang di seluruh dunia kini memiliki kesempatan untuk membacanya dan mengenal Allah.

Nubuat-nubuat Yang Tergenap membuktikan Alkitab

Alasan kedua kita mempercayai Alkitab sebaai Firman Allah adalah sampai saat ini sudah banyak nubuat dalam Alkitab yang telah tergenap. Pengajaran, pemikiran, etika dan sebagainya bersifat subyektif dan dapat dengan mudah ditulis oleh siapa saja. Namun, jika suatu buku berisi ratusan nubuat tentang peristiwa-peristiwa yang yang akan terjadi jauh di masa yang akan datang, yang hasilnya tidak ternyata dengan jelas pada saat nubuat itu dicatat, serta tidak ada satu pun dari nubuat yang gagal, buku itu tentu firman Allah.

Alkitab berisi nubuat-nubuat yang ditulis dari tahun 4000 SM sampai 700 SM mengenai persona, kelahiran, hidup, kematian, kebangkitan, dan kedatangan kembali Yesus Kristus dalam kemuliaan. Semua nubuat, kecuali kedatangan-Nya kembali telah tergenap 2000 tahun yang lalu.

Semua nubuat Alkitab tentang masa lalu, dan masa kini dari bangsa Israel, termasuk kepemilikan tanah permai (kanaan), pembangunan Bait Suci, kejatuhan Israel, perusakan Bait Suci dan Yerusalem, pembuangan ke Babilon, pembangunan kembali Bait Suci dan Yerusalem pada Tahun 70 M, pemulihan bangsa Israel pada tahun 1948, dan perebutan kembali Yerusalem pada tahun 1967 telah tergenap

Masih banyak lagi nubuat-nubuat yang telah tergenap itu tentu membuktikan kepada semua bangsa termasuk Anda, bahwa Alkitab pasti firman Allah karena tidak mungkin manusia meramalkan masa yang akan datang tanpa kesalahan seperti itu.

Kekonsistenan Membuktikan Alkitab

Alasan ketiga dari kepercayaan kami terhadap Alkitab sebagai firman Allah yang murni dan sejati adalah kekonsistenannya. Berbagai buku yang menyusun Alkitab ditulis dalam beberapa bahasa yang berbeda-beda, dalam kurun waktu lebih dari 1600 tahun. Namun semuanya memiliki satu tema, pengantar, perkembangan, dan kesimpulan yang sama. Walaupun Alkitab ditulis oleh banyak orang, mereka semua dipimpin oleh Roh Allah yang esa itu.

Kekuatan Alkitab

Kekuatan Alkitab yang dapat mengubah kehidupan, pemikiran, arah, dan tingkah laku yang orang yang mempersaksikan kesahihan Alkitab sebagai firman Allah. Fakta bahwa banyak orang telah mengasihi Alkitab dan rela mati karenanya membuktikan kesahihannya. Berbicara dengan orang Kristen yang benar-benar percaya Alkitab tidak sama dengan berbicara dengan siapa pun—orang Kristen itu telah benar-benar mengalami Allah

Anda Harus Membuktikan Sendiri

Semua alasan di atas mungkin meyakinkan, tetapi hanya ada satu jalan bagi Anda untuk membuktikan sendiri bahwa Alkitab adalah firman Allah, yaitu melakukan apa yang dikatakannya dan melihat apakah Anda mendapatkan hasil yang dijanjikannya. Sebuah ayat Alkitab mengatakan, “Siapa saja yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan” (Roma 10:13). Jika Anda mengatakan, ‘Tuhan Yesus, aku menyeru nama-Mu. Selamatkanlah aku dari belenggu dosa-dosa. Selamatkanlah aku dari ketidakmampuanku berbuat baik dan tepat. Selamatkanlah aku dari kecemasanku sehari-hari, rasa takut, dan frustasi. Tuhan Yesus, selamatkanlah aku, “ maka Anda akan mengalami penyelamatan-Nya .

Ayat yang lain mengatakan, “Berbahagialah orang yang suci (murni) hatinya karena mereka akan melihat Allah” (Matius 5:8). Anda akan menguji ayat ini dengan mengatakan, “Tuhan Yesus, murnikanlah hatiku supaya aku bisa melihat Allah.” Jika Anda berdoa dengan hati terbuka menurut perkataan Alkitab, Anda akan diselamatkan dan melihat Allah dalam roh Anda melalui Yesus Kristus. Kemudian Anda akan tahu bahwa Alkitab adalah firman Allah bagi Anda.

Selengkapnya...