14 Mei 2008

ALKITAB BUKU YANG AJAIB

Ada satu pernyataan yang cukup nyeleneh yang dilontarkan oleh teman saya. Suatu kali saya menayakan apa yang dilakukannya jika dirinya sulit tidur. Dengan mantap ia mengatakan, “membaca Alkitab. Pasti manjur bro”. Saya tidak tahu apakah ini berlaku kepada semua orang, adakalanya saya sempat mengantuk juga membaca Alkitab. Kemudian saya tanya lagi berapa menit Anda membacanya sampai mengantuk? “setengah jam” tukasnya. Wah obat yang cukup manjur juga ya dan bebas zat kimia.

Saya jadi memikirkan kapan saya begitu antusias membaca sebuah buku. Terakhir saya membeli sebuah iPod touch, karena ingin cepat mengetahui bagaimana cara penggunaan yang maksimal lalu saya download manualnya di internet. Saya begitu bersemangat membacanya sambil mempraktekkanya pada iPod touch saya. Ternyata begitu kita mengetahui makna dan fungsi yang terkandung di dalam buku, itu mampu menggerakkan diri kita untuk membacanya dengan bergairah.

Alkitab adalah sebuah buku yang ajaib. Yaitu "Buku" di atas segala buku. Diperlukan waktu sekitar 1600 tahun untuk menyelesaikannya, yang dimulai oleh nabi Allah yang terbesar Musa dan diakhiri oleh rasul Yohanes. Namun baru diresmikan setelah berselang 300 tahun kemudian (397 M) di sebuah rapat dewan yang diadakan di Carthage, Afrika Utara. Tak lama kemudian, Alkitab dikunci oleh Katolik. Hampir sepuluh abad lamanya, yaitu dari abad ke-6 sampai abad ke-15, Alkitab tertutup rapat. Zaman itu dalam sejarah disebut zaman kegelapan. Kegelapan menimpa umat manusia dise¬babkan tertutupnya Alkitab yang mengandung terang ilahi.
Kemudian dalam reformasi, Allah memakai Martin Luther untuk membukakan Alkitab. Pada waktu yang sa¬ma, juga ditemukan cara mencetak yang memungkinkan pencetakan Alkitab. Meskipun Alkitab telah terbukakan, namun belum terbuka sepenuhnya. Tetapi syukur kepada Tuhan, selama 5 abad terakhir ini, Tuhan terus-menerus membukakan firman-Nya melalui tokoh-tokoh rohani.

HEMBUSAN ALLAH

Apakah Alkitab itu? Kita tahu, kata "alkitab" berarti "buku". Buku apa? Alkitab sendiri mengatakan, "Seluruh kitab suci adalah hembusan Allah" (2 Tim. 3:16, Tl.). Alkitab adalah hembusan Allah; bukan hanya perkataan atau pikiran Allah, bahkan hembusan Allah sendiri. Yang kita hembuskan ialah nafas kita, dan nafas ini dihembuskan oleh hakiki kita. Maka Alkitab sebagai hembusan Allah adalah sesuatu yang dihembuskan oleh hakiki Allah sendiri. Alkitab mengandung unsur Allah sendiri, segala hakiki Allah terkandung di dalam buku ilahi ini. Allah itu terang, hayat, kasih, kuasa, hikmat, dan sebagainya. Dan segalanya ini telah dihembuskan-Nya ke dalam Alkitab. Kapan saja kita membaca buku ini dengan hati dan roh yang terbuka, niscayalah kita menyentuh sesuatu yang kudus; bukan hanya pikiran-pikiran, pendapat-pendapat, pengetahuan, kata-kata, atau kalimat-kalimat, bahkan sesuatu yang lebih dalam dari pada segalanya ini, yakni kita menyentuh Allah sendiri.

ROH DAN HAYAT

Tuhan Yesus pernah berkata bahwa perkataan-perkataan yang dikatakan-Nya adalah Roh dan Hayat (Yoh. 6:63). Dapatkah kita membayangkan bahwa Alkitab, firman Allah itu adalah Roh? Bukan hanya kata-kata hitam di atas putih saja, tetapi juga sesuatu yang lebih tinggi, lebih dalam, lebih limpah, dan lebih kaya, yaitu Roh dan Hayat. Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Roh itu ialah Allah sendiri (Yoh. 4:24) dan Hayat itulah Kristus (Yoh. 14:6). Saya tidak mengatakan bahwa Alkitab adalah Allah sendiri, tetapi menurut Tuhan Yesus, firman dalam Alkitab itu adalah Roh dan Roh adalah Allah sendiri. Tuhan itulah hayat terhadap kita. Jika kita membaca firman ini dalam kedudukan yang benar, dengan hati dan roh yang terbuka, niscaya kita menjamah Allah sendiri dan menerima hayat.

Pada saat kita datang ke hadapan firman ilahi ini, hampir seluruh diri kita tersangkut. Kita harus menghampiri-Nya dengan hati yang mencari Allah, dengan pikiran yang jernih, tenang, dan dengan roh yang terbuka. Jika terhadap Tuhan dan firman-Nya, kita membuka roh kita, tentulah kita akan menyentuh Tuhan sendiri yang ada di balik huruf-huruf ini. Jadi bukan hanya persoalan membaca, mengerti, atau mencari dengan hati kita, tetapi juga per¬soalan menyentuh Allah dalam roh kita. Jika kita menggunakan seluruh diri kita demikian, kita tidak hanya akan mendapat wahyu, tetapi juga unsur-unsur ilahi yang terwahyukan dan tersalurkan oleh firman-Nya itu tertransmisikan ke dalam roh kita. Efesus 6:17-18 mengatakan bahwa : "terimalah . . . firman Allah dengan segala doa dan permohonan . . ." Kita menerima firman Allah tidak hanya dengan membaca dan mempelajari, tapi juga dengan segala doa dan permohonan. Jadi kita membaca dan mempelajari Alkitab dengan doa; yaitu melatih roh kita menyentuh Tuhan dengan mendoa-bacakan firman kudus ini

Saya berharap kini Anda kini dapat secara konstan datang kepada Tuhan melalui firmannya dengan roh yang terbuka dan roh yang berdoa untuk mendapatkan diri Tuhan sendiri yang paling mustika. Sehabis membaca tidak lagi mendapatkan kegelapan tetapi terang yang besar dari Tuhan sendiri. Amin