14 Mei 2008

MEMBACA ALKITAB PERLU ROHANI

Kalau kita hari ini hidup di zamannya Jhon Wycliffe kita pasti akan kesulitan mendapatkan Alkitab untuk dibaca kalaupun punya Alkitab juga nggak bakalan ngerti bahasanya karena bahasanya juga nggak diajarkan disekolah umum bahkan ditingkat universitas sekalipun. Sekarang Alkitab dengan mudah kita dapatkan dan juga dapat dibaca dengan mudah karena telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Namun, apakah semua orang bersyarat untuk membacanya? Ya semua orang boleh membacanya karena Alkitab adalah untuk semua orang, tetapi tidak semua orang akan mendapat manfaat yang besar dari Alkitab kalau kita tidak memahami prinsip dasarnya.

Dalam Yohanes 6:63 Tuhan Yesus berfirman, “Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah Roh.” Perkataan di dalam Alkitab bukan hanya huruf tetapi roh. Kita juga harus mengingat firman Tuhan di dalam Yohanes 4:24: “Allah itu Roh dan siapa saja yang menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran.” Di sini Tuhan menunjukkan suatu prinsip dasar: Allah itu Roh, dan manusia hanya dapat menyentuh Dia dengan rohnya. Allah itu Roh, dan kita hanya dapat menyembah-Nya dengan roh kita; kita tidak dapat menyembah Dia dengan hal lain selain roh. Allah itu Roh, dan kita tidak dapat menyembah Dia dengan pikiran, emosi, atau tekad kita. Kolose 2:23 berbicara tentang “ibadah buatan sendiri”. Ini berarti penyembahan dengan tekad. Hal ini tidak benar karena Allah itu Roh, dan oleh sebab Dia adalah Roh, mereka yang menyembah-Nya harus menyembah di dalam roh. Yohanes 6 berkata bahwa perkataan Tuhan adalah roh. Prinsip dasarnya sama: karena perkataan-Nya adalah roh, kita harus membacanya di dalam roh. Dengan kata lain, kita hanya dapat menyentuh hal-hal rohani dengan roh.

Alkitab bukan hanya sebuah buku dengan berlembar-lembar kata-kata atau huruf-huruf yang tercetak. Sifat dasar dari Alkitab adalah roh. Karena alasan ini, setiap orang yang membacanya harus mendekatinya dengan rohnya; harus dibaca dengan roh. Roh yang kita maksudkan adalah roh yang dimiliki oleh setiap orang yang telah dilahirkan kembali. Kita menyebut roh ini sebagai “roh kelahiran kembali”. Tidak setiap orang memiliki roh ini. Oleh sebab itu, tidak semua orang dapat membaca Alkitab dengan baik. Hanya mereka yang memiliki roh ini yang dapat membaca Alkitab dengan baik; mereka yang tidak memiliki roh ini tidak dapat membacanya dengan baik. Roh ini diperlukan untuk menyembah Tuhan. Roh yang sama pula diperlukan untuk membaca Alkitab dengan baik. Tanpa roh ini, manusia tidak dapat mengenal Allah. Tanpa roh ini, dia juga tidak dapat mengenal Alkitab. Mungkin kita dilahirkan dalam suatu keluarga Kristen. Sebelum kita dilahirulangkan, kita mungkin telah membaca Alkitab, tetapi kita tidak dapat mengerti. Kita memahami sejarah dan fakta-fakta yang tercatat di dalam Alkitab, tetapi kita tidak memahami Alkitab itu sendiri. Ini tidak mengherankan, karena firman Allah adalah roh. Jika kita tidak menggunakan roh kita, kita tidak dapat membaca buku ini.

Kapankah seseorang mulai dapat memahami Alkitab? Pada hari ia menerima Tuhan, ia pun mulai dapat memahami Alkitab. Mulai sejak saat itu, Alkitab akan menjadi buku baru baginya; ia akan mulai memahami dan memustikakan buku ini. Meskipun ia mungkin tidak mengerti segala sesuatu di dalamnya, ia akan mulai mencintainya. Ia akan membacanya setiap hari dan setiap tahun. Jika ia melewatkan pembacaannya, ia akan merasa lapar; ia akan merasa ada yang hilang di dalam hidupnya. Ketika ia membaca firman Tuhan dengan cara yang demikian, ia akan mulai memahaminya. Ia dapat memahaminya karena ia telah dilahirkan kembali. “Apa yang dilahirkan dari Roh adalah roh” (Yohanes 3:6). Kita harus mengambil Yohanes 4:24, 6:63, dan 3:6 secara bersamaan: “Allah itu Roh”, “Perkataan-perkataan yang Kukatakan … adalah roh”, dan “Apa yang dilahirkan dari Roh adalah roh”. Perkataan di dalam Alkitab adalah roh. Hayat yang didapatkan manusia ketika dilahirulangkan adalah roh, dan perlu manusia dengan roh untuk membaca perkataan-perkataan roh. Hanya dengan demikian Alkitab akan bersinar di dalam dia, dan hanya dengan demikian hal itu akan bermanfaat baginya.

Tidak peduli betapa pandai dan betapa tinggi pendidikan seseorang, selama dia belum dilahirkan kembali, buku ini akan menjadi suatu misteri baginya. Seorang yang telah dilahirkan kembali, mungkin dia adalah seorang tidak begitu terdidik, tetapi dia lebih bersyarat untuk membaca Alkitab dibandingkan dengan seorang profesor yang belum dilahirulangkan. Orang yang pertama memiliki roh kelahiran kembali, sedang orang yang berikutnya tidak memiliki roh semacam itu. Alkitab bukan dipahami dengan talenta, riset, atau kepandaian. Karena firman Allah adalah roh, hanya seseorang dengan roh kelahiran kembali yang dapat memahaminya. Akar atau sifat dasar, dari Alkitab adalah rohani. Jika seseorang tidak memiliki roh kelahiran kembali, dia tidak dapat memahami buku ini; Alkitab akan menjadi buku yang tertutup baginya.