14 Mei 2008

TIGA JENIS MANUSIA DAN ALKITAB

Seorang hamba Tuhan yang sangat berbobot suatu kali pernah mengatakan bahwa Alkitab itu seperti sebuah tambang emas. Kita perlu menggalinya untuk mendapatkan emas ini. Semakin menggali semakin mendapatkan banyak emas. Alkitab dapat menjadi satu kekayaan rohani yang tidak terbatas bagi Anda. Kekayaan itu dapat menjadi milik Anda tetapi Ia menunggu satu hal dari Anda agar Anda bisa memiliki kelimpahannnya. Anda perlu menjadi manusia yang rohani.

I Korintus 2 dan 3 menunjukkan kepada kita tiga jenis manusia:

Pertama, manusia duniawi. Manusia semacam ini hanya memiliki kemampuan jiwani. Kita dapat menyebutnya manusia jiwani. Manusia duniawi adalah manusia yang belum dilahirkan kembali; ia tidak memiliki roh kelahiran kembali dan tidak memiliki organ yang tepat untuk memahami firman Allah. Orang semacam ini tidak dapat memahami Alkitab.

Kedua, manusia daging. Manusia jenis ini memiliki hayat dan Roh Allah di dalamnya. Tetapi ia hidup tidak menurut roh itu tetapi menurut daging. Ia memiliki roh kelahiran kembali, tetapi ia tidak menggunakan rohnya atau menyerahkan dirinya pada pengaturan rohnya. Ia memiliki roh, tapi ia tidak tunduk di bawah pengaturan roh itu atau mengijinkan roh itu mengambil alih segala sesuatu. Alkitab menyebut orang ini daging. Ia memiliki pemahaman yang sangat terbatas mengenai Alkitab. Ia hanya dapat minum susu, bukan makanan keras. Susu adalah sesuatu yang dicerna dahulu oleh seorang ibu. Ini mengacu kepada wahyu tidak langsung, wahyu yang tidak datang kepada seseorang secara langsung. Orang yang minum susu tidak dapat menerima wahyu langsung dari Allah. Ia menerima wahyu dari orang rohani lainnya, yang mengalihkan wahyu itu kepadanya.

Ketiga, manusia rohani. Orang macam ini memiliki Roh Allah. Ia bekerja di bawah kuasa Roh yang hidup dan berjalan sesuai dengan prinsip roh. Banyaknya wahyu yang ia terima tidak terbatas. Firman Allah berkata bahwa perkara rohani hanya dapat dikenali oleh manusia rohani.

Untuk mempelajari Alkitab, kita harus mengingat syarat dasar ini: kita harus menjadi rohani dan hidup menurut roh.