13 September 2008

Harus Bangun Pagi Pagi

"Bangunlah hai jiwaku, bangunlah, hai gambus dan kecapi, aku mau membangunkan fajar!"(Mazmur 57:9)

Pernah seorang saudari mengucapkan perkataan yang baik sekali: "Berapa besar kasih seseorang kepada Tuhan, pertama da¬pat dilihat dari pilihannya atas tempat tidur atau Tuhan. Anda lebih mengasihi tempat tidur, ataukah lebih mengasihi Tuhan? Orang yang lebih mengasihi tempat tidur akan tidur lebih lama lagi, jika lebih mengasihi Tuhan, ia akan bangun lebih pagi. Jadi, jika Anda lebih mengasihi Tuhan, Anda harus bangun lebih pagi.”

Mengapa orang Kristen harus bangun pagi-pagi? Karena pa¬gi hari adalah waktu yang terbaik untuk berjumpa dengan Tuhan. Bagi orang yang sehat, bangun lebih pagi adalah lebih baik. Ka¬rena pagi hari adalah waktu yang terbaik untuk berjumpa dengan Tuhan, bersekutu dan berkomunikasi dengan Tuhan. Manna harus diambil sebelum matahari terbit (Kel. 16:14-21). Kalau matahari su¬dah terbit, manna itu akan mencair, sehingga kita tidak bisa ma¬kan manna. Jika Anda ingin di hadapan Tuhan memperoleh ra-watan rohani, mendapat pembinaan rohani, mempunyai persekutuan yang indah, mendapatkan makanan rohani, Anda harus bangun pagi-pagi. Jika terlambat, tidak bisa mendapatkan manna. Pada pagi-pagi hari, Allah teristimewa akan membagi-bagikan makanan rohani, persekutuan yang kudus kepada anak-anakNya. Siapa terlambat mengambil, tidak akan memperolehnya.

Banyak anak Allah yang berada dalam keadaan sakit, bukan karena mereka mempunyai kesulitan rohani yang lain, melainkan karena mereka terlambat bangun pagi. Banyak anak Allah yang per¬sembahannya baik, bergairah, juga sangat mengasihi Tuhan, na¬mun karena mereka terlambat bangun pagi, mereka tidak bisa menampilkan penghidupan orang Kristen yang normal. Anda jangan mengira hal ini merupakan perkara sepele yang tidak ada sangkut pautnya dengan perkara rohani; sesungguhnya, hubungannya besar sekali. Banyak orang yang telah mengeluarkan waktu bertahun-tahun, namun masih tidak bisa menjadi orang Kristen yang baik, ini dikarenakan bangunnya terlalu lambat. Kita tidak pernah menemukan orang yang pandai berdoa bangunnya terlambat, kita juga tidak pernah mengenal orang yang mempunyai persekutuan yang intim dengan Tuhan bangunnya terlambat. Se¬mua orang yang mengenal Allah selalu bangun pagi-pagi, datang ke hadirat Allah untuk bersekutu.

Amsal 26:14 mengatakan, "Seperti pintu berputar pada eng¬selnya, demikian si pemalas di tempat tidumya." Orang yang malas terus berputar pada tempat tidurnya, tidak meninggalkan tempat tidurnya. Ia berputar ke dalam, tidur di tempat tidurnya; berputar keluar, juga tidur di tempat tidurnya. Berputar ke sana ke mari selalu berada di tempat tidur. Banyak orang sayang terhadap tempat tidurnya. Balik ke dalam, tempat tidur itu yang ia sayangi; balik keluar, tempat tidur itu tetap menyenangkan. Ia senang tidur, tidak dapat meninggalkan tempat tidurnya. Tetapi kalau mau belajar melayani Allah, mau belajar menjadi orang Kristen yang baik, tiap hari harus bangun lebih pagi, pada pagi- pagi hari harus su¬dah bangun.

Siapa yang bangunnya pagi-pagi, dia akan mendapatkan banyak faedah rohani. Doa pada waktu biasa tidak dapat meme¬nangkan doa pada pagi-pagi hari. Pembacaan Alkitab pada waktu biasa tidak bisa memenangkan pembacaan Alkitab pada pagi-pagi hari. Persekutuan dengan Tuhan pada waktu biasa, tidak bisa memenangkan persekutuan dengan Tuhan pada waktu pagi-pagi hari. Pagi-pagi adalah waktu yang paling baik. Kita tidak seharusnya menggunakan waktu yang paling baik untuk perkara-perkara yang lain. Kita harus menggunakan waktu yang paling baik dalam satu hari, yaitu pagi-pagi hari, digunakan di hadapan Tuhan. Banyak orang Kristen menggunakan waktu sepanjang hari untuk perkara-perkara yang lain, sampai malam hari, sewaktu ia paling lelah, hampir naik tempat tidur, baru berlutut berdoa, membaca Alkitab. Tidak heran kalau pembacaan Alkitabnya tidak baik, berdoanya tidak baik, persekutuannya dengan Tuhan juga tidak baik, karena ia bangun terlalu lambat. Sebab itu begitu kita percaya Tuhan, harus belajar pada pagi-pagi hari meluangkan waktu untuk bersekutu dengan Allah, berhubungan dengan Allah


Selengkapnya...

12 September 2008

Anak Allah atau Anak Manusia Yang Ditakuti Satan

Kalau kita membaca pencobaan satan terhadap Tuhan Yesus di padang gurun di dalam kitab Matius sepertinya ada suatu perbincangan yang tidak nyambung antara Satan dengan Tuhan. Satan selalu menyebut Tuhan Anak Allah, tetapi Tuhan bersikukuh menyatakan dirinya adalah Anak Manusia. Memang benar Tuhan memiliki dua status ini, tetapi pasti ada yang istimewa mengapa Tuhan bersikukuh Dia adalah Anak manusia.


Kristus berpuasa dalam keinsanian-Nya, berdiri pada kedudukan sebagai manusia. Di pihak lain, Dia juga adalah Anak Allah, seperti yang telah dinyatakan oleh Allah Bapa pada saat Dia dibaptis ( Mat 3:17). Untuk merampungkan ministri-Nya bagi Kerajaan Surga, Dia harus mengalahkan musuh Allah, Iblis, Satan. Hal ini harus dilakukan-Nya sebagai manusia. Karena itu, Dia berdiri sebagai manusia untuk menghadapi musuh Allah. Mengetahui hal ini, Iblis mencobai Dia agar Dia meninggalkan kedudukan-Nya sebagai manusia dan mempertahankan kedudukan-Nya sebagai Anak Allah. Empat puluh hari sebelumnya, Allah Bapa telah menyatakan dari surga bahwa Dia adalah Anak yang dikasihi Bapa. Pencoba yang licik itu mengambil pernyataan Allah Bapa sebagai dasar untuk mencobai Dia. Jika Dia mempertahankan kedudukan-Nya sebagai Anak Allah di hadapan musuh, Dia akan kehilangan kedudukan untuk mengalahkan musuh

Satan menyebut Yesus sebagai Anak Allah (Mat 8:29), tetapi roh jahat tidak mengakui bahwa Yesus datang dalam tubuh daging ( 1Yoh 4:3), karena dengan mengakui Yesus sebagai manusia, mereka menyatakan bahwa mereka sudah kalah. Meskipun setan mengakui Yesus sebagai Anak Allah, ia tidak akan membiarkan manusia mempercayai Dia sebagai Anak Allah, karena dengan berbuat demikian, manusia akan beroleh selamat ( Yoh 20:31).


Selengkapnya...