12 September 2008

Anak Allah atau Anak Manusia Yang Ditakuti Satan

Kalau kita membaca pencobaan satan terhadap Tuhan Yesus di padang gurun di dalam kitab Matius sepertinya ada suatu perbincangan yang tidak nyambung antara Satan dengan Tuhan. Satan selalu menyebut Tuhan Anak Allah, tetapi Tuhan bersikukuh menyatakan dirinya adalah Anak Manusia. Memang benar Tuhan memiliki dua status ini, tetapi pasti ada yang istimewa mengapa Tuhan bersikukuh Dia adalah Anak manusia.


Kristus berpuasa dalam keinsanian-Nya, berdiri pada kedudukan sebagai manusia. Di pihak lain, Dia juga adalah Anak Allah, seperti yang telah dinyatakan oleh Allah Bapa pada saat Dia dibaptis ( Mat 3:17). Untuk merampungkan ministri-Nya bagi Kerajaan Surga, Dia harus mengalahkan musuh Allah, Iblis, Satan. Hal ini harus dilakukan-Nya sebagai manusia. Karena itu, Dia berdiri sebagai manusia untuk menghadapi musuh Allah. Mengetahui hal ini, Iblis mencobai Dia agar Dia meninggalkan kedudukan-Nya sebagai manusia dan mempertahankan kedudukan-Nya sebagai Anak Allah. Empat puluh hari sebelumnya, Allah Bapa telah menyatakan dari surga bahwa Dia adalah Anak yang dikasihi Bapa. Pencoba yang licik itu mengambil pernyataan Allah Bapa sebagai dasar untuk mencobai Dia. Jika Dia mempertahankan kedudukan-Nya sebagai Anak Allah di hadapan musuh, Dia akan kehilangan kedudukan untuk mengalahkan musuh

Satan menyebut Yesus sebagai Anak Allah (Mat 8:29), tetapi roh jahat tidak mengakui bahwa Yesus datang dalam tubuh daging ( 1Yoh 4:3), karena dengan mengakui Yesus sebagai manusia, mereka menyatakan bahwa mereka sudah kalah. Meskipun setan mengakui Yesus sebagai Anak Allah, ia tidak akan membiarkan manusia mempercayai Dia sebagai Anak Allah, karena dengan berbuat demikian, manusia akan beroleh selamat ( Yoh 20:31).