14 Mei 2008

BAGAIMANA JIKA ORANG TIDAK PERCAYA MEMBACA ALKITAB

Karena Alkitab sekarang mudah didapat maka siapa saja bisa membaca Alkitab pun orang yang bukan Kristen. Saya mempunyai kabar buruknya, mungkin Anda akan minder melihat bagaimana cara mereka mengulas Alkitab bahkan walaupun mereka sendiri sebenarnya tidak percaya pada Alkitab sebagai firman Tuhan. Menyedihkan bukan kalau kita yang percaya kepada Tuhan bahkan tidak mengerti dengan apa yang sedang mereka bicarakan. Hal ini seharusnya menjadi dorongan bagi kita untuk terus menuntut firman Tuhan. Namun saya masih menyisakan kabar baiknya bagi Anda yang percaya Tuhan karena Anda masih dapat melakukan apa yang tidak dapat mereka lakukan dan itu membuat perbedaan yang sangat besar.

Allah itu Roh. Kita mengenal Allah hari ini karena kita memiliki roh. Ketika beberapa orang yang belum percaya berargumentasi dengan kita, kita mungkin tidak dapat menandingi mereka dalam hal pandai berbicara atau hikmat, dan kita mungkin tidak dapat memberitahu mereka pengajaran yang mula-mula, tetapi kita memiliki keyakinan bahwa kita mengenal Allah karena kita dilahirkan kembali. Kita memiliki roh kelahiran kembali, dan kita dapat menyentuh Allah dengan roh ini. Bukan masalah apakah kita dapat menghubungkan doktrin atau tidak. Faktanya adalah kita telah menyentuh Allah. Orang yang belum percaya hendak mencari Allah melalui analisa, percampuran, dan alasan. Tetapi bahkan jika analisa, percampuran, dan alasan dapat ditemukan dengan baik, mereka masih tidak percaya kepada Allah, karena Allah tidak pernah dapat dianalisa atau dicampurkan. Ayub berkata, “Dapatkah engkau memahami hakekat Allah, menyelami batas-batas kekuasaan Yang Mahakuasa?” (Ayub 11:7). Tidak seorang pun dapat menemukan Allah dengan penelitian. Hanya ada satu cara untuk menemukan Allah – dengan roh kelahiran kembali. Mereka yang menyentuh Allah dengan roh ini akan secara langsung mengenali Dia. Tidak ada cara lain kecuali cara ini. Untuk mempelajari Alkitab, seseorang harus memiliki roh kelahiran kembali, dengan cara yang sama, dia juga harus memiliki roh kelahiran kembali untuk menyentuh Allah. Misalnya seseorang telah memasang lampu elektrik di rumahnya. Ia ingin menghubungkan lampu dengan sumber tenaga, tetapi yang ia punya hanya kayu, bambu, dan kain; ia tidak memiliki kawat tembaga. Meski ada tenaga pada perusahaan listrik, tenaga itu tidak dapat membuat lampu menyala. Tak peduli berapa banyak kain, bambu, dan kayu yang ia miliki, ia tak dapat terhubung pada listrik. Seorang yang lain mungkin tidak memiliki kain, bambu, atau kayu, tetapi ia memiliki sepotong kecil kawat. Dengan kawat kecil itu ia dapat menyalakan lampu karena kawat menghantarkan listrik. Dengan cara yang sama, seseorang harus memiliki roh kelahiran kembali sebelum ia dapat menyentuh Allah. Ia harus memiliki roh kelahiran kembali sebelum ia dapat menyentuh firman Tuhan.

Hanya satu bagian dari diri kita yang dapat mempelajari Alkitab – roh kelahiran kembali. Jika kita menggunakan bagian yang lain untuk menyentuh Alkitab, kita melakukan sesuatu diluar Allah, dan pekerjaan semacam itu tidak akan menyentuh hal-hal yang berhubungan dengan Allah. Alkitab dapat menjadi perkara daging bagi seseorang atau perkara roh baginya. Jika seseorang tidak memiliki roh yang dilahirkan kembali, dan segala sesuatu yang dia miliki adalah daging dan hal-hal tentang daging, Alkitab akan menjadi perkara daging baginya. Jika seseorang memiliki roh yang dilahirkan kembali , dan roh semacam itu berfungsi di dalam dia, dia akan menyentuh roh ketika dia menyentuh firman Allah. Ini bukanlah berarti bahwa Alkitab dapat menjadi sesuatu selain roh. Alkitab itu sendiri selalu adalah roh.

Tuhan Yesus berkata, “Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna, perkataan-perkataan yang kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.” Firman Tuhan selalu adalah roh. Dan itu adalah roh hanya bagi mereka yang percaya kepada-Nya; tetapi bagi orang-orang yang tidak percaya firman-Nya, hal itu diterima sebagai perkara daging. Banyak orang mempelajari Alkitab dengan cara yang sangat menggelikan, hal ini karena mereka kekurangan roh. Seseorang tidak dapat mempelajari firman Allah menurut pikirannya sendiri atau kepandaiannya sendiri. Dia harus memiliki roh ini sebelum belajar firman Allah